REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan hari ini terdapat sebanyak 39 kelurahan dan 18 kecamatan di Jakarta dengan ketinggian bervariasi antara 10 hingga 350 sentimeter (cm).
"Banjir itu disebabkan air kiriman dari Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat yang bermuara ke Sungai Ciliwung, akibat banjir tersebut, 15.078 warga diungsikan di 58 lokasi pengungsian," kata Kabid Informatika Pengendalian BPBD DKI Edy Junaedi Harahap di Jakarta, Kamis (30/1).
Berdasarkan data BPBD DKI, banjir merendam sebanyak 16 kelurahan di wilayah Jakarta Timur, antara lain Kampung Melayu, Bidara Cina, Cipinang Besar Selatan, Cipinang Muara, Cililitan, Cawang, Lubang Buaya dan Setu.
Kemudian, Kelurahan Cilangkap, Kelurahan Bambu Apus, Kelurahan Pondok Rangon, Kelurahan Makassar, Kelurahan Cipinang Melayu, Kelurahan Pondok Bambu, Kelurahan Kampung Rambutan dan Kelurahan Cibubur.
"Total jumlah pengungsi di wilayah Jakarta Timur mencapai 9.458 orang. Seluruh pengungsi itu ditampung di 43 lokasi pengungsian yang tersebar di wilayah itu," ujar Edy.
Di wilayah Jakarta Selatan, banjir merendam sebanyak 10 kelurahan, yaitu Manggarai, Bukit Duri, Kebon Baru, Petukangan Selatan, Bangka, Pondok Pinang, Petogogan, Pejaten Timur, Jatipadang dan Karet Semanggi. Total pengungsi sebanyak 1.560 jiwa dan ditampung di sembilan lokasi pengungsian.
Lalu, di wilayah Jakarta Barat, terdapat tujuh kelurahan yang terendam banjir, yakni Kapuk, Jelambar Baru, Kembangan Utara, Kembangan Selatan, Kedoya Selatan, Kedoya Utara, Sukabumi Utara dan Tegal Alur. Total pengungsi sebanyak 2.830 jiwa yang tersebar di enam lokasi pengungsian.
Untuk wilayah Jakarta Utara, banjir merendam sebanyak lima kelurahan, antara lain Kapuk Muara, Kelurahan Penjagalan, Kelurahan Penjaringan, Kelurahan Kamal Muara, dan Kelurahan Kelapa Gading Timur. Akan tetapi, tidak ada pengungsi di wilayah itu.
Sedangkan, di wilayah Jakarta Pusat, banjir hanya merendam satu kelurahan, yakni Kelurahan Karet Tengsin. Di wilayah tersebut tidak ada pengungsi karena masih banyak warga yang bertahan di rumahnya masing-masing.