Jumat 31 Jan 2014 18:17 WIB

Alasan Jaksa Ajukan Tuntutan Hukuman Mati untuk Pelaku Bom Boston

Rep: Alicia Saqina/ Red: Mansyur Faqih
Dzhokhar A. Tsarnaev
Foto: AP/Boston Regional Intelligence Center
Dzhokhar A. Tsarnaev

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Jaksa penuntut umum Amerika Serikat (AS) akan mengajukan tuntutan hukuman mati terhadap pelaku pemboman di Marathon Boston, Dzhokhar Tsarnaev. Ada beberapa alasan jaksa mengajukan tuntutan hukuman mati kepada warga negara AS yang keluarganya berasal dari Rusia itu. 

"Dzhokhar Tsarnaev menerima suaka dari Amerika Serikat, kewarganegaraan ia peroleh dan dirinya dapat menikmati kebebasan sebaga warga negara AS, dan kemudian mengkhianati kesetiaannya pada AS dengan membunuh dan melukai orang-orang di AS," ungkap jaksa Carmen Ortiz seperti dilansir AP, Jumat (31/1). 

Jaksa juga mengungkapkan, Tsarnaev sejauh ini tak menunjukkan rasa penyesalannya. Padahal pemuda itu juga diduga telah melakukan pembunuhan anggota polisi di Institut Teknologi Massachusetts (MIT) dan seorang bocah berumur delapan tahun. 

Tak hanya itu, papar jaksa, Tsarnaev melakukan aksi-aksi besarnya itu dengan perencanaan. Mereka juga telah berhasil menghimpun data terkait Tsarnaev yang memang menargetkan tindakannya itu dalam acara Marathon Boston. 

Marathon Boston merupakan sebuah acara ikonik yang begitu menarik perhatian masyarakat untuk berpartisipasi. Dalam penyelenggaraan sesi terakhir pada maraton tersebut, hadir berbagai kalangan warga, mulai dari pria, wanita hingga anak-anak. Hadirnya ratusan massa dianggap rentan terhadap tindak dan aksi terorisme.

Sementara itu, Tsarnaev mengaku tidak bersalah atas perbuatannya. Penasehat hukum Tsarnaev pun enggan berkomentar. 

Dalam wawancara dengan ABC, ibu Tsarnaev, Zubeidat yang tinggal di Rusia mengungkapkan rasa cinta terdalamnya kepada sang putra.

"Bagaimana saya bisa merasakan hal ini... Saya tak merasakan apa pun. Tapi saya dapat menyampaikan kepada Anda satu hal, bahwa saya mencintai anak saya. Saya akan selalu merasa bangga kepadanya. Dan saya tetap mencintainya," ucapnya. 

Dalam peristiwa Marathon Boston, jaksa mendakwakan Tsarnaev dan kakak laki-lakinya yang berumur 26 tahun. Keduanya didakwa telah merakit dan menanamkan dua buah bom panci tepat di dekat garis finish. Dikabarkan, perbuatan kakak-beradik itu sebagai pembalasan atas sejumlah aksi militer AS di negara-negara Muslim.

Kakak Tsarnaev, Tamerlan Tsarnaev tewas dalam aksi baku tembak kepolisian beberapa hari kemudian saat pria 26 tahun itu melarikan diri. Dzhokhar Tsarnaev pun terluka. Namun, sang adik itu berhasil melarikan diri dan kemudian ditangkap dalam persembunyiannya di daerah pinggiran di kota Boston. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement