REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai somasi yang dilayangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada mantan menko perekonomian Rizal Ramli salah alamat. Rizal disomasi atas tudingan gratifikasi terkait dengan Bank Century
"Somasi kalau dilakukan oleh presiden, pejabat, atau pemangku amanat menjadi salah alamat. Apalagi tuduhan itu ditujukan kepada rakyat," kata Din di Jakarta, Jumat (31/1).
Dia menganggap lucu saat ada presiden yang menyomasi rakyatya sendiri. Terlebih karena objek yang disomasikan berupa kritik sosial dan dianggap fitnah oleh presiden.
"Sebagai orang yang sedikit belajar politik, pilihan presiden untuk menyomasi orang tertentu akan menjadi bumerang, kontraproduktif," katanya.
Din berpendapat, somasi yang dilayangkan SBY merupakan gejala psikologi panik. Selain itu, juga bukanlah sikap negarawan yang demokrat dari seorang kepala negara.
"Apalagi rakyat itu punya jabatan politik, ini bisa membungkam demokrasi dan pertanda sebuah kepemimpinan yang represif dan otoriter," ujarnya.
Lebih lanjut, Din mendorong pihak yang disomasi untuk tidak takut. Bahkan jika perlu melakukan somasi balik.
Sebelumnya, Palmer Situmorang, ketua tim advokat dan kuasa hukum SBY kembali mengancam menjatuhkan somasi kepada Rizal Ramli jika tidak memberikan klarifikasi atas tudingan gratifikasi terkait dengan Bank Century.
Hal tersebut menyusul tudingan Rizal yang dilayangkan kepada SBY atas gratifikasi jabatan yang diberikan kepada wapres terkait dengan dana talangan (bail out) Bank Century.