REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengunduran diri Gita Wirjawan dari posisinya sebagai menteri perdagangan dinilai memiliki kaitan dengan kisruh beras impor ilegal asal Vietnam yang mencuat beberapa waktu lalu."Pasti terkait (kasus beras impor ilegal asal Vietnam). Pengunduran ini pun kurang bagus karena terlihat yang bersangkutan 'cuci tangan' dan lari dari tanggung jawab untuk menyelesaikan kisruh ini," ujar Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Ina Primiana, Sabtu (1/2).
Menurut Ina, bukan kali ini saja Kementerian Perdagangan terlibat dalam kisruh importasi. Sebelumnya, permasalahan tingginya harga daging, walaupun importasi telah dilakukan, juga mencuat. Pun dengan sederet masalah lainnya antara lain dugaan keterlibatan dengan kartel bawang putih yang tengah diusut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). "Masalah-masalah ini menunjukkan Kementerian Perdagangan tidak koordinasi dengan kementerian lain. Hanya fokus ke perdagangan tanpa melihat yang lain," kata Ina yang juga Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Bandung ini.
Kemarin, Jumat (31/1), Gita mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan menteri perdagangan Kabinet Indonesia Bersatu II. Gita mengaku ingin fokus untuk menjadi calon presiden dari konvensi yang dihelat Partai Demokrat. Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ini berdalih, pengunduran dirinya telah disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak pertengahan 2013. Namun, restu dari RI 1 baru diterimanya pada pekan ini. Terkait alasan konvensi, Ina mengutarakan pendapatannya."Biarkan publik menilai apakah dia (Gita) lebih memilih kepentingan pribadi atau kepentingan masyarakat," ujar Ina.