Sabtu 01 Feb 2014 12:06 WIB

Wakil Jubir Asal Palestina

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
Sawsan Chebli
Foto: www.worldbulletin.net
Sawsan Chebli

REPUBLIKA.CO.ID, Sawsan Chebli mengukir sejarah. Perempuan berusia 35 tahun itu menjadi Muslimah pertama di Kementerian Luar Negeri Jerman. Khususnya, dalam posisi wakil juru bicara kementerian. Ia putri dari keluarga imigran asal Palestina.

“Jika melihat penampilan, Anda mungkin tak menduga saya seorang Muslimah karena saya tak berkerudung,” kata Chebli, seperti dikutip laman berita Onislam, Selasa (28/1). Meski tak berkerudung, Chebli mengaku sebagai penganut Islam yang taat.

Ia rajin menunaikan shalat lima waktu, puasa Ramadhan, tak mengonsumsi babi, dan tak menenggak alkohol. Mulai pekan lalu, Chebli mulai dipekerjakan sebagai wakil juru bicara oleh Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier.

Chebli membantu sang Jjuru Bicara Kementerian Luar Negeri Martin Schaefer. Keberadaan Chelbi di kementerian itu juga mengenyampingkan tradisi yang lama berjalan. Biasanya, mereka yang memegang jabatan ini berpengalaman dalam karier diplomatik dan seorang aristokrat.

Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier ingin mengirimkan sinyal adanya perubahan. Ia menegaskan bahwa wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri tak harus selalu melihat pengalaman diplomatiknya. Jika ini terus berlanjut maka ia nilai sebuah kemunduran.

Sebelumnya, Chebli duduk di parlemen mewakili Partai Sosial Demokratik. Ia pun pernah menjadi penasihat kebijakan dalam isu-isu multikultural untuk Pemerintah Kota Berlin. Dalam keluarganya, ia merupakan yang pertama menyelesaikan sekolah menengahnya.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya ke tingkat lebih tinggi. Ia memilih mendalami ilmu politik. “Politik mengubah nasib orang tua saya dan saya selalu bertanya bagaimana agar politik itu berubah,” katanya mengenai alasannya memilih ilmu politik.

Sebelum Chebli terpilih untuk menduduki jabatannya sekarang, ia mengumumkan keinginannya mengunjungi Palestina dalam kapasitas sebagai pekerja kemanusiaan.  Pada diskusi politik tahun 2012, ia juga menyampaikan pandangan soal Palestina.

Ia kehilangan harapan mengenai kemungkinan terwujudnya solusi dua negara, Palestina dan Israel, yang berdampingan secara damai. Sebab, kedua belah pihak memiliki kepentingan politik berbeda. Ia juga menyatakan, Jerman mempunyai tanggung jawab besar soal isu Palestina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement