REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Empat desa di Kabupaten Purwakarta, menjadi pilot project pembuatan biogas dari kotoran ternak. Biogas itu, nantinya akan disalurkan ke sejumlah rumah. Sehingga, masyarakat di empat desa itu tak perlu lagi menggunakan bahan bakar yang disediakan pemerintah.
Asda I Bidang Pemerintahan Kabupaten Purwakarta, M Rifai, mengatakan, akhir-akhir ini sering terjadi kelangkaan bahan bakar. Terutama, elpiji 3 Kg. Dengan kondisi ini, masyarakat sangat dirugikan. Karenanya, perlu terobosan baru untuk mengganti bahan bakar elpiji tersebut. "Salah satunya dengan biogas," ujar Rifai kepada ROL, Ahad (2/2).
Alat untuk menghasilkan biogas ini, lanjut dia, merupakan bantuan dari pihak swasta. Yaitu PT Hino Indonesia yang membantu sejumlah warga di Purwakarta, dengan memberikan 10 unit reaktor biogas. Berikut peralatan instalasinya.
10 unit reaktor biogas itu, dibagikan untuk empat desa. Yaitu, Desa Nagrog (Kecamatan Wanayasa), Desa Wanawali (Kecamatan Cibatu), Desa Wanayasa (Kecamatan Wanayasa) dan Desa Benteng (Kecamatan Campaka). Masyarakat di empat desa itu, nantinya akan memroduksi gas dari kotoran ternak.
Apalagi, di empat desa itu banyak peternakan. Selama ini, limbahnya tidak dimanfaatkan secara maksimal. Namun, dengan adanya reaktor serta instalasi itu, maka masyarakat bisa membuat biogas sebagai energi alternatif.
Dalam penggunaannya, biogas tersebut baru akan mengaliri 20 kepala keluarga (KK) dan satu sekolah. Tetapi, nantinya bisa dikembangkan. Sehingga, seluruh warga bisa menikmati energi ramah lingkungan tersebut.