REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Enam bulan setelah pelantikan Presiden Iran Hassan Rouhani, diplomat dan pengusaha barat berlomba datang ke Teheran dengan harapan hubungan diplomatik segera mencair, sehingga keran ekonomi kembali terbuka dan memberi dampak positif pada pasar.
Kesepakatan yang telah dicapai dengan beberapa pihak terkait kontroversi program nuklir Iran, pada November lalu telah memunculkan harapan, bahwa sanksi barat bisa mengangkat kembali keberadaan negara yang kaya minyak dengan populasi 76 juta penduduk tersebut.
Delegasi dari 110 anggota MEDEF, ikatan pengusaha Perancis dijadwalkan pada Senin (3/2) ini akan melanjutkan perundingan di Teheran. Pembicaraan tersebut kembali diadakan setelah terhenti selama beberapa tahun.
Tidak ada kontrak yang akan ditandatangani karena sanksi-sanksi internasional yang ketat masih berlaku. Tetapi, pertemuan tersebut dinilai sebagai langkah kunci menuju perbaikan kondisi negara.
Pasar otomotif Iran dahulunya didominasi oleh raksasa Perancis seperti Peugeot yang berhenti operasi pada tahun 2012. Adapun Renault mengalami kemerosotan karena sanksi AS akibat pengiriman suku cadang pada Juni 2013. Perusahaan-perusahaan Perancis tersebut berharap bisa kembali bersaing dengan kompetitor dari Asia, terutama perusahaan Cina, yang memang tidak terikat oleh sanksi dari Barat.