REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sedikitnya lima orang pingsan akibat berdesak-desakan di gerbong KRL Commuter Line, Senin (3/2). Korban pingsan Digotong petugas Stasiun Pasar Minggu untuk dibawa ke Ruang Kesehatan.
Satu orang diantaranya mendapat perawatan cukup serius, namun sudah bisa pulang. "Tadi banyak yang pingsan. Tapi yang dirawat di sini ada satu orang ibu-ibu. Usianya sekitar 35 tahunan. Tapi sekarang sudah pulang," tutur salah seorang petugas keamanan Stasiun Pasar Minggu yang ikut menggotong korban pingsan, Sofyan Hadi kepada Republika.
Penumpang pingsan ini merupakan buntut dari KRL Commuter Line KA 441 yang mogok di Citayam. Jalur KRL yang terhambat akibat mogok tersebut menyebabkan penumpukan penumpang di stasiun-stasiun berikutnya.
Pukul 07.34 WIB, kereta yang mogok berhasil ditarik kereta penolong sampai Stasiun Depok Lama. Jalur pun kembali bisa dilewati KRL. Namun, ketika kereta pertama datang, penumpang yang sudah membludak dan menunggu lama langsung berdesak-desakan masuk ke gerbong.
Kepadatan penumpang di dalam gerbong kereta pun menjadi semakin sesak. "Saya lihat tadi penuh sekali, sampai pintunya tidak bisa ditutup," tutur Sofyan.
Petugas keamanan lainnya, Adi Sutardi menambahkan, korban pingsan di dalam kereta bahkan ada yang tidak bisa dikeluarkan saking sesaknya. "Penumpang yang lain tidak ada yang mau mengalah (untuk keluar). Orang yang pingsan di dalam mereka sembunyikan," tutur Adi.
Padatnya penumpang KRL Commuter Line di pagi hari memang sudah menjadi hal biasa. Ketika tidak terjadi gangguan, penumpang pun banyak yang berdesak-desakan masuk ke gerbong KRL. Bahkan, banyak juga yang tidak terangkut karena kereta sudah penuh.
"Sayangnya jendela enggak bisa dibuka. Tadi itu panas sekali, mas. Sampai ada bapak-bapak yang memukul-mukul jendela," tutur Chika, salah seorang yang berhasil menumpangi KRL pagi tadi. Karyawati swasta yang berkantor di Pasar Minggu tersebut kebagian KRL trip kedua. Namun tetap saja penumpang sangat sesak.