REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Masa empat tahun terakhir menjadi fase yang berat bagi Inter Milan. Itu setelah pendapatan klub terus menurun sejak I Nerazzurri meraih treble winners pada musim 2009-2010.
Ketika itu, di bawah asuhan Jose Mourinho, Diego Milito dan kawan-kawan meraih Scudetto, Coppa Italia, dan Liga Champions. Klub menutup tahun 2010 dengan lima trofi setelah menjuarai Piala Super Italia dan Piala Dunia Antarklub.
Rentetan prestasi tersebut membuat pendapatan klub melonjak mencapai 270 juta euro atau sekitar Rp 4,4 triliun. Namun, penjualan beberapa bintang, seperti Thiago Motta, Samuel Eto'o, Wesley Sneijder, Maicon, Lucio, dan Julio Cesar, serta pensiunnya Dejan Stankovic membuat prestasi klub merosot drastis.
Tiadanya kebijakan merekrut pemain berkualitas turut menyumbang keterpurukan Inter. Dilaporkan Corriere dello Sport, Selasa (4/2), pendapatan La Beneamata sekarang anjlok menjadi 165 juta euro atau sekitar Rp 2,7 triliun.
Dengan kata lain, empat musim yang dilalui tanpa prestasi membuat klub kehilangan pemasukan sekitar 105 juta euro atau sekitar Rp 1,7 triliun.
Kebijakan ketat untuk tidak menggaet pemain bintang yang sebenarnya merupakan investasi menciptakan kesenjangan besar dalam prestasi klub. Sebagai perbandingan, ketika mendatangkan Eto'o dari Barcelona pada 2009,
Inter sanggup membayar 10,5 juta euro atau sekitar Rp 172 miliar per musim. Saat ini, pemain dengan gaji besar adalah Diego Milito dan Esteban Cambiasso yang menerima 4 juta euro atau sekitar Rp 65 miliar per musim.