REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekspor tembaga mendorong besarnya surplus neraca perdagangan Desember 2013. Neraca perdagangan barang pada bulan tersebut mengalami surplus tinggi, yakni sebesar 1,5 miliar dolar AS.
Ekspor tembaga pada Desember 2013 tercatat sebesar 697 juta dolar AS, tumbuh 37,8 persen month to month (mtm) atau 65,7 persen year on year (yoy). Sedangkan ekspor tembaga dalam setahun tercatat sebesar 4,8 miliar dolar AS.
"Yang membuat ekspor Desember besar adalah tembaga. Perusahaan tidak mau kena pajak," ujar Kepala Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Endi Dwi Tjahyono, Rabu (5/2).
Penerapan UU Minerba menjadi alasan dibalik besarnya ekspor tembaga pada Desember. Ke depannya setelah aturan tersebut diberlakukan ekspor tembaga dan mineral lainnya akan turun, tetapi efeknya tidak akan terlalu besar. "Perusahaan akan menghitung pajaknya dan mestinya berpengaruh terhadap pendapatan dia," ujarnya.
Di sisi lain, ekspor komoditas yang melambat pada Desember 2013 adalah batu bara, minyak kelapa sawit dan karet. Ekspor batu bara tercatat sebesar 2,1 miliar dolar AS, turun 0,1 persen mtm atau 7,6 persen yoy. Ekspor minyak kelapa sawit tercatat sebesar 1,3 miliar dolar AS, turun 27,9 mtm atau 0,1 yoy. Sedangkan ekspor karet sebesar 526 juta dolar AS, turun 2,3 persen mtm atau 2,5 persen yoy.
Neraca perdagangan nonmigas memang selalu mencatatkan surplus. Ekspor nonmigas Desember 2013 tercatat sebesar 13,7 miliar dolar AS, naik 4,1 persen mtm atau 8,6 persen yoy. Sementara itu, impor nonmigas tercatat sebesar 11,3 miliar dolar AS, tumbuh 1,2 persen mtm namun secara tahunan turun 4,4 persen. Dengan hal tersebut, neraca perdagangan nonmigas Desember surplus 2,4 miliar dolar AS.
Secara keseluruhan pada triwulan IV, neraca perdagangan nonmigas surplus 5,1 miliar dolar AS. Sementara keseluruhan 2013 surplus 8,4 miliar dolar AS.