REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2013 tercatat mencapai 5,72 persen. Angka tersebut tercatat turun dibanding kuartal IV-2012 yang sebesar 6,11 persen. Sedangkan dibanding kuartal III-2013, angka tersebut meningkat. Pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2013 tercatat sebesar 5,62 persen.
Berdasarkan survei kegiatan dunia usaha yang dilakukan Bank Indonesia (BI), kegiatan usaha pada triwulan IV-2013 masih ekspansif meski cenderung melambat. Hal tersebut tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 12,61 persen atau menurun dari 13,35 persen pada triwulan III-2013.
Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengatakan, sebagian besar responden menyatakan bahwa perlambatan disebabkan oleh penurunan permintaan domestik. "Cuaca yang kurang mendukung dan peningkatan harga baku juga menyebabkan perlambatan," ujar Peter, Rabu (5/2).
Hampir seluruh sektor mengalami ekspansi. Ekspansi tertinggi terjadi pada sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dengan SBT 3,84 persen diikuti oleh sektor industri pengolahan dengan SBT sebesar 3,81 persen. Sementara itu, sektor pertambangan dan penggalian mengalami ekspansi minus dengan SBT sebesar -2,70 persen.
Rata-rata kapasitas produksi pada triwulan IV-2013 pun tercatat lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Kapasitas produksi pada triwulan IV-2013 tercatat sebesar 73,10 persen. Rata-rata kapasitas produksi terpakai pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutan dan perikanan sebesar 75,57 persen. Sektor pertambangan dan penggalian sebesar 71,43 persen, sektor industri pengolahan 71,22 persen, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 77,14 persen.
Peter mengatakan, sebanyak 42,06 persen responden dari survei tersebut pun menyatakan bahwa situasi bisnis pada triwulan IV-2013 masih baik. Hanya 4,02 persen yang menyatakan situasi buruk. Kondisi keuangan perusahaan pun membaik dari triwulan sebelumnya. Saldo bersih kondisi likuiditas selama tiga bulan terakhir meningkat menjadi 40,28 persen.
Penguatan kondisi keuangan tertinggi terjadi pada sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Survei juga menyebutkan, 20,56 persen responden menyatakan bahwa akses kredit relatif lebih mudah dan mayoritas atau 61,67 persen responden menyatakan normal. "Kendala yang dialami responden dalam akses kredit adalah tingginya suku bunga sejalan dengan kenaikan BI rate dan persyaratan kredit dari bank yang rumit," ujar Peter.
Di samping itu, penggunaan tenaga kerja triwulan IV-2013 pun mengalami peningkatan. Sebagian besar sektor mengalami penambahan tenaga kerja dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mengalami peningkatan tertinggi dengan nilai SBT 1,35 persen. Sedangkan tiga sektor mengalami pengurangan tenaga kerja, yakni sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, serta industri pengolahan.