REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pengadaan beras untuk memenuhi target prognosa 2014, telah dibuka Bulog Sub Divre Indramayu. Namun, banjir yang mengakibatkan ribuan hektare tanaman padi puso (gagal panen), membuat pengadaan menjadi terhambat.
‘’(Banjir dan puso) kemungkinan membuat puncak pengadaan akan mundur waktunya,’’ ujar Wakil Kepala Bulog Sub Divre Indramayu, Heri Sulistio, Rabu (5/2).
Heri menjelaskan, pengadaan beras Bulog dibuka setiap awal Januari. Dalam kondisi normal, puncak pengadaan akan terjadi pada Maret – April, seiring dengan puncak panen raya yang dilakukan petani.
Namun, lanjut Heri, puncak pengadaan beras pada tahun ini diprediksi baru akan terjadi pada kisaran Mei – Juni. Hal itu terjadi akibat mundurnya masa panen yang terjadi pada puluhan ribu hektare tanaman padi yang puso akibat banjir di Kabupaten Indramayu. ‘’Para mitra kerja kemungkinan akan terkendala dalam melakukan pengadaan beras,’’ terang Heri.
Heri menyebutkan, target prognosa Bulog pada tahun ini mencapai 97.500 ton setara beras. Dia mengakui, sejak awal Januari, hingga kini belum ada beras yang masuk ke gudang Bulog. ‘’Saya berharap, bulan ini mulai ada beras yang masuk,’’ kata Heri.
Heri mengatakan, saat ini, stok raskin yang tersimpan di gudang Bulog bisa mencukupi untuk kebutuhan selama 11 bulan mendatang. Sedangkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) dari Pemerintah Pusat, sudah habis disalurkan untuk para korban banjir.
Banjir yang menerjang Kabupaten Indramayu selama sepekan pada akhir Januari lalu membuat 49.019 hektare areal tanaman padi terendam banjir. Jumlah itu terdiri dari tanaman padi berusia 5 – 75 seluas 48.738 hektare dan persemaian seluas 15.086 hektare. Namun dari tanaman padi seluas 48.738 hektare, sebanyak 33.933 hektare tidak bisa diselamatkan sehingga mengalami puso. Seluruh persemaian yang membusuk.
‘’Tanaman padi yang puso secara otomatis harus dilakukan tanam ulang,’’ kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Firman Muntako.