REPUBLIKA.CO.ID, KOTABATO -- Kelompok Pejuang Pembebasan Islam Bangsamoro (BIFF) pada Selasa membantah bekerjasama dengan kelompok asing Alqaidah saat bersiap melancarkan serangan terhadap pasukan pemerintah di Filipina selatan.
Juru bicara BIFF, Abu Misry Mama, mengatakan tidak ada bukti yang mendukung pernyataan militer Filipina bahwa dua anggota Alqaida ditangkap di markas mereka di provinsi Maguindanao.
Berdasarkan atas laporan intelijen, militer mengatakan BIFF sedang memanjakan seorang teroris Malaysia Zulkifli Bin Hir yang juga dikenal sebagai Marwan.
Ada hadiah lima juta dolar AS untuk penangkapan Zulkifli atas keterlibatannya dalam pemboman di Bali, Indonesia, yang menewaskan 110 warga negara asing tewas pada 2002.
"Kami tidak memiliki orang asing di organisasi kami. Itu kebohongan besar. Saya pikir (pihak militer) terus mengatakan bahwa kami memiliki pejuang asing untuk membenarkan penggunaan dana intelijen mereka," kata Mama.
Militer Filipina melancarkan "Operasi Darkhorse" terhadap pemberontak Moro pada 26 Januari untuk menangkap anggota BIFF yang terlibat dalam berbagai kejahatan seperti penculikan dan pembunuhan. Operasi militer menewaskan 52 anggota BIFF dan 49 lagi luka-luka.
BIFF, yang memisahkan diri dari Front Pembebasan Islam Moro (MILF), menentang pembicaraan perdamaian yang sedang berlangsung antara pemerintah Filipina dan MILF.