REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Suriah berkomitmen untuk menghancurkan senjata kimia yang mereka miliki. Meskipun upaya ini telah melewati batas waktu yang ditentukan sebelumnya.
Dikutip dari laman News.sky.com menyebutkan, Suriah telah menghapus semua bahan kimia 'kategori dua', yang memiliki lebih sedikit kandungan bahaya, dari wilayahnya pada Rabu (5/2). Upaya ini dilakukan di bawah jadwal yang ditetapkan oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia .
Informasi yang diperoleh, sekitar 700 ton bahan kimia yang paling mematikan harus meninggalkan negara yang hancur karena perang itu pada tanggal 31 Desember lalu. Namun, hanya dua paket kecil bahan kimia yang telah meninggalkan pelabuhan Suriah, Latakia.
Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal al Mikdad mengatakan, Suriah masih berkooperasi dan berencana untuk memenuhi batas waktu tanggal 30 Juni dalam menghancurkan semua senjata kimia.
''Kesulitan yang dihadapi Suriah khususnya dalam rangka peperangan melawan terorisme, terkadang menjadi halangan dalam melaksanakan beberapa komitmen tersebut,'' kata Faisal.