REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Dewan Hubungan Amerika-Islam menuntut dilakukan penyelidikan federal setelah sebuah masjid di Manteca, California dirusak untuk kedua kalinya dalam beberapa bulan.
"Karena sifat perusakan dan fakta masjid telah ditargetkan sejak dulu, kami mendesak aparat penegak hukum negara dan FBI menyelidiki insiden mengganggu ini sebagai kejahatan rasial," ujar Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam bagian Sacramento Valley Basim Elkarra dalam pernyataannya kepada OnIslam, Rabu (6/2).
Grafiti berisi sentimen negatif ditemukan di Islamic Center of Manteca pada pagi hari. Grafiti tersebut ditulis dengan cat semprot warna hitam. Tulisan "F*** Islam" tertera pada papan nama di dekat pintu masuk.
Imam Mohammad Elfarra mengatakan ada juga potongan daging mentah yang dilempar ke masjid. "Jelas kami melihat itu sebagai kejahatan rasial," kata Elfarra.
Serangan terhadap Islamic Center of Manteca bukan yang pertama. November lalu pusat kegiatan umat Islam ini juga diserang. Setelah aksi corat-coret terjadi, pengurus melengkapi sejumlah bagian gedung dengan kamera pengintai. Menurut American Civil Liberties Union, dalam lima tahun terakhir telah berlangsung "aktivitas anti-masjid" di lebih dari setengah negara bagian AS.
AS telah memberlakukan hukum federal pada 2000 yang dimaksudkan untuk mencegah hukum zonasi diskriminasi terhadap lembaga-lembaga keagamaan.
Di seluruh AS, masjid menghadapi perlawanan sengit belakangan ini. Sedikitnya 18 proyek pembangunan masjid, mulai dari Mississippi ke Wisconsin mendapat ancaman penghentian. Alasannya bermacam-macam, termasuk masalah lalu lintas dan ketakutan terorisme.