REPUBLIKA.CO.ID, MUZAFFARABAD -- Warga Pakistan melakukan pawai Rabu di sejumlah penjuru negara itu untuk mengungkapkan solidaritas bagi penduduk Kashmir yang berusaha mencapai kemerdekaan dari India.
Kashmir, yang terletak di kawasan Himalaya yang indah, terbelah antara India dan Pakistan namun diklaim secara keseluruhan oleh kedua negara itu.
Sekitar selusin kelompok gerilya memerangi pasukan India sejak 1989 untuk memperjuangkan kemerdekaan Kashmir atau penyatuannya dengan Pakistan.
Di Muzaffarabad, ibu kota Kashmir Pakistan, sekitar 1.000 orang membentuk rantai manusia untuk mengungkapkan solidaritas pada apa yang mereka sebut 'pejuang kemerdekaan di Kashmir India'.
Di Islamabad, sekitar 2.000 orang menghadiri pawai yang diadakan oleh partai politik-keagamaan Jamaat-i-Islami di depan gedung parlemen.
Sebuah demonstrasi terpisah di ibu kota Pakistan itu dipelopori oleh ulama Maulana Sami-ul-Haq yang memimpin komite bentukan militan Taliban untuk berunding dengan pemerintah Pakistan.
Di kota wilayah selatan Karachi, pemrotes membakar bendera India dan meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan pembebasan Kashmir dari kekuasaan India.
Lebih dari 47.000 orang --warga sipil, militan dan aparat keamanan-- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an. Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.
New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.
Perbatasan de fakto memisahkan zona-zona Kashmir antara yang dikuasai India dan Pakistan. Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir.
Kashmir merupakan satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.