REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Bagi Zahrah Habibulla (14 tahun), kehidupan di sekolah dirasakannya berjalan baik-baik saja, sampai akhirnya ia memutuskan mengenakan jilbab pada pertengahan Desember 2013 lalu. Sejak itu, siswi Muslimah salah satu sekolah di Florida, AS, ini memulai episode baru yang berat dalam hidupnya.
“Aku kerap diganggu di sekolah, mulai dari serangan verbal hingga fisik,” ujar Zahrah yang belajar di Polk County School District, kepada WESH TV, Selasa (4/2).
Dilansir OnIslam.net, sebelumnya gadis ini memiliki hubungan yang baik dengan teman-teman sekolahnya. Namun, sejak ia memutuskan berjilbab pada 14 Desember lalu, sikap mereka berbalik 180 derajat. “Begitu aku mulai memakai jilbab, reaksi teman-temanku pun berubah. Bahkan, ada yang tega sampai meneriakiku dengan sebutan teroris,” kata Zahrah.
Bosan dengan berbagai pelecehan yang dihadapinya setiap hari di sekolah, Zahra akhirnya memutuskan untuk berbagi kisah pengalaman pahit tersebut kepada ibunya, Zameena Habibulla. Sang ibu pun terkejut mendengar berita itu. “Ini menghancurkan hati saya. Begitu mengetahui apa yang dialaminya (Zahra), saya merasa takut. Saya berharap ada sekolah yang lebih aman untuknya,” kata Zameena.
Anggota Dewan Pimpinan Pemuda Muslim Amerika, Imam Abufarah mengatakan, kasus Zahra ini menunjukkan pihak sekolah ternyata tidak mampu melindungi siswa mereka yang menjadi korban pelecehan. “Saya yakin, sekolah tersebut telah gagal memberikan suasana aman bagi siswi perempuan muda ini,” ujarnya.
Akan tetapi, para pengurus Polk County School District membantah tudingan tersebut. Mereka mengatakan, Dewan Sekolah tetap berkomitmen untuk menyediakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari pelecehan atau bullying.