REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Salsiah Alisjahbana mengatakan, secara umum kegagalan sejumlah negara berpendapatan menengah menjadi negara maju hingga terjebak ke dalam middle income trap tidak hanya terkait dengan masalah ekonomi.
Permasalahan sosial, politik hingga budaya pun kerap menjadi faktor pembatas yang lain. Demikian disampaikan Armida saat memberikan pidato kunci dalam Seminar Nasional 'Perekonomian Indonesia: Menghindari Risiko Middle Income Trap Melalui Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan' di Gedung Dhanapala, Kompleks Kementerian Keuangan, Kamis (6/2).
Oleh karena itu, Armida menyebut kebijakan strategis dalam jangka menengah panjang perlu dipersiapkan agar risiko Indonesia terjebak dalam negara berpendapatan menengah dapat direduksi. Kementerian PPN/Bappenas tengah menyiapkan rancangan teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2015-2019).
RPJMN ini merupakan bagian ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2020. "Fokusnya, keunggulan kompetitif hingga SDA (Sumber Daya Alam) bernilai tambah," kata Armida.
Sebagai gambaran, saat ini RPJMN yang menjadi pedoman pembangunan adalah RPJMN 2010-2014. RPJMN memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian lembaga, kerangka ekonomi makro hingga arah kebijakan fiskal.