Kamis 06 Feb 2014 14:06 WIB

Gagal Masuk Australia, 34 Imigran Gelap Terdampar di Pangandaran

Rep: Djoko Suceno/ Red: Nidia Zuraya
Imigran gelap (ilustrasi)
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Imigran gelap (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 34 imigran gelap terdampar di Pantai Pangandaran setelah mereka gagal masuk ke Pulau Christmas, Australia. Mereka tak bisa masuk ke Pulau Christmas lantaran tentara Australia mengusir dan menembaki kapal mereka saat hendak masuk ke pulau tersebut.

"Mereka sempat mendekati Pulau Christmas namun tak bisa masuk karena diusir tentara Australia," kata Kasat Polairud Pangandaran, AKP Firmansyah kepada para wartawan, Kamis (6/2).

Menurut Firmansyah, ke-34 imigran gelap asal Pakistan, Bangladesh, Iran, dan Nepal tersebut mendarat di Pantai Pangandaran pada Rabu (5/2) tengah malam. Kehadiran mereka yang menggunakan sebuah perahu sejenis sekoci ini, kata dia, diketahui oleh warga Pangandaran. Warga kemudian melaporkannya ke Polsek Pangandaran dan Lanal TNI ALsetempat.

"Kami mengamankan ke-35 imigran gelap tersebut. Ada yang kami amankan di Polsek Pangandaran,  Lanal TNI AL, dan Polairud," kata dia.

Setelah didata, kata Firmansyah, ke-34 imigran helap tersebut dikirim ke kantor Imigrasi Tasikmalaya guna proses selanjutnya. Menurut dia, penangkapan imigran gelap di Pangandaran merupakan yang ke sekian kali. Ia mengatakan, penangkapan ini terjadi kantaran meka diusir oleh tentara Australia. "Sebelumnya ada yang diamankan karena kapal mereka mengalami kecelakaan," ujar dia.

Dalam pemeriksaan di kantor Polsek Pangandaran , lanjut Firmansyah, imigran gelap ini mengaku sempat mendekati Pulau Christmas. Namun saat akan mendarat kapal meka dihalau tentara Australia. Bahkan, kata salah seorang imigran, dua rekannya tewas tertembak tentara Australia. "Mereka menunjukan rekaman vidio saat terjadinya pengusiran mereka oleh tentara Australia," kata dia.

Dikatakan Firmansyah, saat ini Polairud, Polsek Pangandaran, Lanal TNI AL Pangandaran, dan unsur masyarakat melakukan patroli bersama untuk menyisir pantai tersebut. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya rombongan imigran gelap lainnya. Menurut pengakuan para imigran, masih ada beberapa kapal yang ditumpangi kan mereka yang mengalami nasib ser upa. "Kami terus berpatoli di sekitar oantai tersebut," ucap dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement