REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Peneliti dari Institute of Southeast Asian Studies Evi Nurvidya Arifin mengatakan agama bukan lagi menjadi faktor utama pemilih dalam menentukan pilihan partai.
"Agama dan suku memang penting, namun tidak lagi menjadi faktor utama pemilih," ujar Evi di Jakarta, Kamis.
Faktor utama yang membuat pemilih menjatuhkan pilihan adalah faktor ekonomi. Pemilih lebih menyukai partai yang bisa membawa ke kesejahteraan.
"Yang terpenting, bagaimana kehidupan mereka bisa terangkat dan sejahtera," kata dia.
Untuk pemimpin, lanjut dia, masyarakat menyukai pribadi jujur dan juga tegas. "Saya kira masyarakat Indonesia semakin dewasa dan cerdas dalam memilih."
Disinggung mengenai latar belakang agama calon pemimpin, Evi menambahkan masyarakat sudah mulai terbuka dan mau menerima pemimpin di luar Islam. "Kalau pemimpin di daerah, sudah banyak dari luar Islam."
Sejumlah partai politik yang bertarung pada Pemilu 2014 berbasiskan agama yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Hasil lembaga riset Alvara menyebutkan pemilih pada partai agama lebih didominasi pemilih konservatif. Para pemilih yang rasional lebih memilih PDI Perjuangan dan pemilih mengambang.