REPUBLIKA.CO.ID, MAKHACHKALA -- Pasukan keamanan Rusia membunuh seorang militan yang diyakini mendalangi serangan-serangan bom bunuh diri yang menewaskan 34 orang di kota wilayah selatan, Volgograd, pada Desember, yang menyulut kekhawatiran mengenai keamanan Olimpiade Sochi, kata sejumlah pejabat.
Dzamaltin Mirzayev tewas dalam tembak-menembak dengan aparat penegak hukum yang mengepung sebuah rumah di provinsi kawasan Kaukasus Utara, Dagestan, pada Rabu, kata seorang juru bicara penyelidik regional.
Pihak berwenang yakin bahwa Mirzayev mengirim dua orang asal Dagestan untuk melancarkan serangan-serangan bom terhadap sebuah stasiun kereta-api dan sebuah bis listrik di Volgograd pada 29 dan 30 Desember, katanya.
Pemboman itu meningkatkan kekhawatiran mengenai serangan lebih lanjut oleh militan yang bermarkas di Kaukasus Utara sebelum atau selama pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin Sochi yang dibuka pada Jumat.
Dagestan yang terletak di kawasan Laut Kaspia berada sekitar 570 kilometer sebelah tenggara Sochi.
Pihak berwenang Rusia mengatakan pekan lalu, mereka telah mengidentifikasi penyerang bom itu dan menangkap dua orang yang dituduh membantu mengirim pelaku asal Dagestan ke Volgograd.
Dalam pengumuman pekan lalu, seorang pejabat Komite Nasional Anti-Terorisme menolak berkomentar mengenai apakah Mirzayev terkait dengan pemboman di Volgograd.
Rusia meningkatkan keamanan menjelang pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi, di tengah kekhawatiran mengenai kemungkinan serangan oleh militan dari Kaukasus Utara. Keberhasilan olah raga itu akan menjadi pertaruhan bagi martabat Presiden Vladimir Putin.
Kremlin hingga kini masih berusaha mengatasi gerilyawan muslim di Kaukasus, satu dasawarsa setelah pasukan federal mendongkel dominasi separatis di Chechnya. Kekerasan dari Chechnya itu bahkan meluas ke Moskow.
Serangan bom bunuh diri yang dilancarkan oleh seorang pelaku dari Kaukasus Utara menewaskan 37 orang di bandara terpadat Rusia Domodedovo pada Januari 2011.
Serangan itu membuat Presiden Rusia saat itu Dmitry Medvedev memecat sejumlah pejabat kepolisian tingkat menengah dan mengarah pada pendongkelan para manajer senior Domodedovo.
Pemboman bunuh diri itu diklaim oleh Doku Umarov, pemimpin Emirat Kaukasus yang melancarkan serangan-serangan di Chechnya dan wilayah lain yang berpenduduk muslim di Kaukasus Utara.
Kekerasan berkobar di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim, dimana gerilyawan yang marah karena kemiskinan dan terdorong oleh ideologi jihad global ingin mendirikan sebuah negara merdeka yang berdasarkan hukum sharia.
Dagestan, yang terletak di kawasan pesisir Laut Kaspia, telah menggantikan wilayah-wilayah tetangganya sebagai pusat kekerasan di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim.
Dagestan berbatasan dengan Chechnya di Kaukasus Utara, dimana Rusia menghadapi kekerasan muslim garis keras, dan provinsi yang berpenduduk mayoritas muslim itu seringkali dilanda serangan dengan sasaran aparat penegak hukum dan pejabat pemerintah.
Serangan-serangan telah membuat Kremlin berjanji lagi menumpas gerilyawan di Kaukasus Utara. Wilayah tersebut dilanda kekerasan sejak dua perang pasca-Sovyet terjadi di Chechnya antara pasukan pemerintah dan gerilyawan separatis.