REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Banjir yang merendam areal persawahan di sepanjang pantura Jabar, membuat puluhan ribu hektare tanaman padi menjadi puso (gagal panen). Untuk mengatasi hal itu, pemerintah menyiapkan 13.600 ton cadangan benih nasional (CBN).
Hal itu disampaikan Menteri Pertanian, Suswono, saat memimpin rapat penanggulangan banjir di wilayah pantura Jabar, di Kantor Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Cirebon, Kamis (6/2).
Dalam kesempatan itu, selain benih, pemerintah juga mengalokasikan bantuan senilai Rp 3,7 juta per hektare bagi petani yang lahannya mengalami puso.
‘’Saya minta daerah segera mengakses CBN agar (petani) bisa segera melakukan penanaman,’’ ujar Suswono.
Suswono pun menjamin prosedur administrasi untuk mengakses bantuan CBN akan dipangkas. Dengan demikian, bantuan benih dapat segera sampai di tangan petani.
Pasalnya, benih memiliki batas usia tertentu untuk dapat ditanam. ‘’Kami tidak ingin kejadian di Kabupaten Demak terulang,’’ tutur Suswono.
Suswono menyebutkan, hanya gara-gara terganjal persyaratan administrasi, bantuan benih telat sampai di tangan petani.
Akibatnya, benih melewati masa kadaluarsa dan tidak dapat ditanam. ‘’Persyaratan administrasi memang tetap harus dipenuhi, tetapi bisa menyusul,’’ kata Suswono.
Terkait dengan bantuan sebesar Rp 3,7 juta per hektare, Suswono menjelaskan, saat ini pihaknya sudah mengajukan alokasi dana sebesar Rp 200 miliar. Dia berharap, dana tersebut dapat segera terealisasi.
Sementara itu, dalam rapat tersebut, menteri juga mendengarkan paparan dampak banjir terhadap areal pertanian dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Cirebon, Subang dan Karawang.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Firman Muntako, menuturkan, banjir membuat 49.019 hektare areal tanaman padi terendam banjir.
Jumlah itu terdiri dari tanaman padi berusia 5 – 75 hari seluas 48.738 hektare dan persemaian seluas 15.086 hektare.
Dari luas tanaman padi 48.742 hektare itu, sebanyak 33.938 hektare tidak bisa diselamatkan sehingga mengalami puso. Begitu pula dengan seluruh persemaian seluas 15.086 hektare yang membusuk.
Akibat kerusakan itu, lanjut Firman, kerugian yang diderita petani mencapai Rp 1,7 triliun. Padahal, APBD 2014 hanya mengalokasikan anggaran sebesar Rp 5 miliar.
‘’Kami membutuhkan bantuan benih 1.225 ton, dan perbaikan infrastruktur pertanian yang rusak,’’ ungkap Firman menjelaskan.
Kepala Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Karawang, Kadarisman, menyebutkan, lahan sawah yang terendam mencapai 10.856 hektare.
Dia menyebutkan, luas lahan yang terendam itu sekitar 70 persen dari luas tanam. ‘’Benih yang dibutuhkan sekitar 271 ton. Namun, 100 ton sudah ditangani oleh APBD Kabupaten Karawang,’’ terang Kadarisman.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang, Endang Sutarsa, menerangkan, lahan yang terendam banjir seluas 11.872 hektare. Dari luas lahan itu, 3.460 hektare diantaranya gagal panen.
Sedangkan Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon Ali Effendi, menyebutkan, lahan yang terendam seluas 4.005 hektare.
Dari jumlah itu, seluas 1.193 hektare diantaranya sudah dilakukan tanam ulang. Menanggapi laporan tersebut, Suswono meminta Dinas Pertanian untuk melakukan verifikasi ulang.
Dia menyatakan, verifikasi itu dilakukan bukan karena tidak mempercayai laporan dinas, melainkan untuk lebih memastikan data kerusakan akibat banjir.
‘’Sekarang kan masih ada yang tergenang. Mungkin saja masih bisa selamat hingga tidak sampai puso,’’ tandas Suswono.