REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah
Data penerima beasiswa masih menjadi kendala.
JAKARTA — Pemerintah akan mengoptimalkan pemberian beasiswa bagi siswa madrasah dan perguruan tinggi Islam pada 2014. Optimalisasi dilakukan setelah realisasi beberapa program beasiswa unggulan pada 2013 belum berjalan sesuai harapan.
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Nur Syam mengatakan, ada beberapa skema beasiswa yang ditingkatkan pada tahun ini. Salah satu prioritasnya adalah Beasiswa Siswa Miskin (BSM) yang diberikan sesuai Kartu Perlindungan Sosial (KPS).
Ada empat skema beasiswa yang telah diberikan kepada siswa madrasah dan mahasiswa perguruan tinggi Islam. Yakni, bantuan operasional sekolah (BOS) untuk madrasah, bantuan operasional perguruan tinggi agama Islam negeri (BOPTAIN), BSM, dan Bidikmisi.
“Evaluasi pemerintah terkait pemberian beasiswa pada 2014, fokus pada BSM,” kata Nur Syam, Kamis (6/2). Ia beralasan, tahun lalu masih banyak warga tak mampu yang memperoleh KPS belum tahu kalau mereka berhak atas BSM.
Realisasi BSM memang sudah mendekati target. Namun, realisasinya belum mencapai 100 persen. Ia mengungkapkan, realisasi BSM dari APBN 2013 hanya terserap 90 persen dari 2,7 juta siswa madrasah yang seharusnya mendapatkannya.
Sedangkan, untuk APBN Perubahan 2013, serapannya bahkan lebih kecil, hanya 70 persen dari tiga juta siswa madrasah yang seharusnya bisa menikmati beasiswa. Dari jumlah itu, hanya 19 persen keluarga miskin yang mendapatkan KPS mengambil beasiswanya.
Sedangkan, sisanya ditentukan karena atas usulan dari pihak madrasah. Karena itu, pada 2014 akan ada upaya peningkatan kesadaran yang memiliki KPS untuk mengambil beasiswa. Tanpa harus menunggu usulan dari madrasah.
Ditjen Pendidikan Islam berencana menggencarkan sosialisasi ke kantor wilayah di provinsi, kabupaten, dan kota. Jadi, kata Nur Syam, para pejabat terkait berinisiatif meneruskan informasi ini ke setiap keluarga miskin pemegang KPS.
Tujuannya agar inisiatif keluarga miskin pemegang KPS terhadap pendidikan juga ada, “Dengan demikian, KPS bukan hanya dipahami untuk mengambil beras dan BLSM,” kata Nur Syam.
Ia menambahkan, tahun ini pemerintah menganggarkan Rp 1,7 triliun untuk 2,7 juta siswa dari keluarga miskin pemegang KPS. Semoga penyaluran 2014 tidak lagi terkendala waktu yang terlalu mepet dan sosialisasi ke keluarga miskin dapat disegerakan.
Selain BSM, Kemenag memiliki skema beasiswa untuk calon mahasiswa di perguruan tinggi agama Islam melalui Bidikmisi. Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan yang hanya ditujukan bagi calon mahasiswa tidak mampu.
Jumlah penerima Bidikmisi akan ditambah. Jumlahnya mencapai 8.000-an beasiswa, lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya 7.700-an.
Direktur Pendidikan Madrasah Kemenag Nur Kholis Setiawan menambahkan, kendala penyaluran BSM 2013 adalah data. Salah satunya, minimnya siswa KPS yang melapor ke madrasah. Di samping itu, penyaluran BSM baru dilaksanakan setelah tahun pelajaran.
Ini menyebabkan madrasah akhirnya harus mendata ulang calon penerima. Kendala lainnya, syarat penyaluran melalui rekening siswa sehingga perlu data teknis yang harus dilengkapi ke pihak bank. Ini memakan waktu lama.
“Waktu penyaluran yang mepet juga menjadikan wilayah tidak berani memberikan BSM APBN-P kepada siswa yang telah mendapat ABPN,” kata Nur Kholis.
Ia berupaya meningkatkan koordinasi dangan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) untuk memvalidasi data peserta didik penerima BSM pada 2014 ini.
Direktorat yang dipimpinnya, kata dia, juga menyamakan persepsi tentang terminologi penyaluran agar memperjelas langkah pemantauan dan evaluasi.