REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki dua periode kunci untuk memasuki higher middle income. Pemerintah perlu memanfaatkan bonus demografi untuk meningkatkan level Indonesia ke yang lebih tinggi.
Dua periode tersebut adalah 2015-2019 dan 2020-2025. Di periode ini, ekonomi Indonesia dapat tumbuh di atas enam persen, bahkan lebih. Salah satu faktor pendorongnya adalah bonus demografi.
Bonus demografi adalah keuntungan suatu wilayah yang memiliki usia produktif tinggi. Saat ini, Indonesia sedang mengalami peningkatan usia produktif. Dengan memanfaatkan usia produktif yang tinggi, Indonesia mampu tumbuh di atas rata-rata.
"Potensinya bisa dan ada. Apalagi dengan bonus demografi, itu bisa naikkan 10-15 persen ke pertumbuhan ekonomi," kata Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida Alisjahbana, Jumat (7/2). Jika asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen, maka bonus demografi bisa menaikkan pertumbuhan sebesar 0,6 sampai 1 persen.
Keuntungan ini dimiliki negara-negara seperti Indonesia. Kuncinya, Indonesia harus berinvestasi di berbagai sektor, termasuk infrastruktur.
Tingkat investasi di Indonesia masih 32,7 persen. Untuk bisa tumbuh lebih baik di dua periode tahapan tersebut, setidaknya tingkat investasi di Indonesia perlu didorong menjadi 40 persen.
Indonesia juga perlu meningkatkan investasi infrastruktur. Seperti diketahui, lambannya pertumbuhan ekonomi Indonesia disebabkan oleh minimnya infrastruktur. Jika ingin tumbuh di level yang diharapkan, investasi infrastruktur perlu ditingkatkan menjadi 7-8 persen. "Sekarang hampir lima persen," kata Armida.