REPUBLIKA.CO.ID, HOMS -- Pasukan pemerintah Suriah dan oposisi saling menuduh melanggar gencatan senjata tiga hari di kota Homs untuk memungkinan pengiriman bantuan kemanusiaan. Beberapa mortir ditembakkan pada Sabtu (8/2) pagi di daerah-daerah yang semula akan dijangkau oleh PBB untuk mengirim makanan, air dan obat-obatan.
Gubernur setempat Talal al-Barazi mengatakan kepada media pemerintah bahwa tembakan mortir dilakukan oleh kelompok-kelompok teroris bersenjata. Media pemerintah Suriah mengatakan empat petugas bantuan mengalami luka-luka akibat tembakan yang terjadi ketika PBB menyalurkan bantuan ke penduduk yang terjebak di Homs.
BBC melaporkan hingga kini belum jelas apakah pelanggaran gencatan senjata ini hanya sementara atau membahayakan perjanjian secara keseluruhan. Lebih dari 80 anak-anak, perempuan dan warga berusia lanjut sudah dievakuasi dari daerah-daerah yang dikuasai pemberontak.
Daerah-daerah di Homs itu terjebak perang selama sekitar satu setengah tahun terakhir. Banyak warga yang dievakuasi terlihat lemah. Mereka menuturkan betapa sulit hidup yang mereka jalani di Homs belakangan ini. Roti yang menjadi makanan pokok tidak tersedia selama berbulan-bulan. Banyak warga mengumpulkan rumput dan daun untuk dimakan.