REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu musuh utama jalan raya adalah air. Itulah sebab setiap pembuatan jalan raya harus direncanakan secara matang terkait sistem drainase serta kemiringan dan ketinggian geometri jalan raya. Hal ini bertujuan agar aliran air tidak terlalu lama menggenangi jalan raya karena tentu akan merusak struktur jalan.
"Untuk kota Metropolitan seperti Jakarta, setidaknya ada tiga masalah penyebab cepat rusaknya jalan raya," ujar pakar tata kota, Yayat Supriatna kepada ROL, Sabtu (8/2).
Pertama, terlalu lamanya air menggenangi jalan raya. Menurut Yayat, jika air menggenangi jalan raya lebih dari 15 menit, maka jalan raya itu akan mengalami kerusakan.
Menurutnya, itulah sebab mengapa jalan raya yang baik harus terintegrasi dengan sistem drainase air serta memiliki tingkat ketinggian dan kemiringan geometri tertentu. Yayat juga mempertanyakan kemana ahli-ahli drainase di Indonesia? "Lalu, ketika membangun jalan, apakah tingkat kemiringan dan ketinggian geometrinya telah dibuat?," ujarnya.
Kedua, beban kendaraan yang lewat di jalan raya Jakarta sudah 'overload'. Sebagai kota Metropolitan, lanjut Yayat, Jakarta ini sudah campur aduk. Mulai dari pusat perdagangan, pemerintahan, industri, pelabuhan dan sebagainya ada semua di Jakarta.
Konsekuensinya, tutur Yayat, jalan raya di Jakarta dilewati kendaraan selama 24 jam non-stop, termasuk kendaraan berat yang melebihi beban berat jalan raya. Jalan itu semakin bertambah rusak akibat banjir yang melanda Jakarta selama beberapa minggu ini. Pasalnya, air adalah musuh utama jalan raya.
Ketiga, kualitas jalan raya di Jakarta tidak sesuai dengan rencana pembangunan awal. "Saya curiga jalan raya di Jakarta ini tidak dibangun dsesuai dengan perencanaan awalnya. Akibatnya, jalan tidak berkualitas baik," jelas Yayat Supriatna.
Sangat mungkin, lanjut Yayat, terjadi kongkalikong diantara oknum para pihak yang membangun proyek jalan raya di Jakarta. Bahan baku jalan raya, jelas Yayat, harus sesuai dengan standar jumlah dan jenisnya. Jangan dikurangi atau diganti jumlah dan jenis bahan bakunya.
Jika hal ini dilakukan, tegas Yayat, maka kualitas jalan raya akan buruk dan tidak sesuai dengan standar internasional.Kalau kita lihat pembangunan jalan raya di Amerika Serikat (AS) misalnya, tutur Yayat, kenapa jalan raya di sana tidak rusak meskipun terkena salju beberapa hari, bahkan berbulan-bulan.