Ahad 09 Feb 2014 10:31 WIB

Ini Dia Kopi Lampung yang 'Gurih Nyoi'

Kopi Luwak
Kopi Luwak

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Mahasiswa Information and Business Institute (IBI) Darmajaya Lampung yang berlatih menjadi entrepreneur muda berbakat, mengembangkan produk kopi luwak fermentasi "Kopilani" yang bertujuan membangun usaha sejak dini di bangku perkuliahan.

Suroyo, salah satu penggagas produk tersebut, Minggu, mengatakan bermula dari salah seorang rekannya yang sedang mengembangkan kopi luwak hasil fermentasi buatan, mendorong dia bersama rekan-rekannya sesama mahasiswa mencoba membuat produk kopi dengan inovasi yang berbeda.

Menurutnya, Kopilani merupakan terobosan baru dalam menghasilkan kopi luwak tanpa memanfaatkan luwak. "Prinsip kerja fermentor ini adalah reaksi enzimatis dan fermentasi mikrobial yang terjadi alami di dalam saluran pencernaan hewan luwak atau musang. Kandungan dan rasanya sama persis dengan kopi yang diproses alami dalam perut luwak," katanya.

Di sini, kami mendapatkan pendampingan dari Inkubator Bisnis dan Teknologi (Inkubitek) Darmajaya untuk masalah manajemen dan pengembangan pasarnya, ujar Suroyo pula.

Mahasiswa Jurusan Manajemen semester lima ini menambahkan, Kopilani memiliki beberapa keunggulan dibandingkan kopi yang memanfaatkan luwak, antara lain lebih mudah diproduksi dalam skala besar, kualitas produk terkontrol secara baik, harga ekonomis dan tidak merusak kelestarian populasi hewan luwak.

"Selama ini juga masih ada pro dan kontra tentang kehalalan kopi luwak lantaran kopinya bercampur dengan kotoran luwak. Dengan adanya kopi luwak hasil fermentasi buatan, mereka tak perlu meragukan lagi masalah tersebut, mengingat Kopilani lebih higienis karena tidak menggunakan luwak," katanya.

Menurut dia, perlu perencanaan yang matang untuk mengembangkan produknya tersebut. Suroyo mengakui, saat ini pihaknya baru tahap pengenalan dan promosi kepada konsumen. Produksi skala besar, kemungkin dilakukan setelah adanya kerja sama yang terjalin dengan pihak retailer.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement