REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapabilitas Joko Widodo (Jokowi) sebagai gubernur mulai diragukan. Banjir yang kian meluas dan kemacetan lalu lintas yang semakin parah membuat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi mulai berkurang.
"Masyarakat Jakarta mulai meragukan kinerja Jokowi dan berharap Jokowi tidak terburu untuk mencalonkan diri sebagai Capres karena Jakarta masih menunggu kinerjanya," kata Dipa Pradipta, Peneliti Utama Lembaga Survei Nasional (LSN) saat conference press, Ahad (9/2).
Dipa menjelaskan, Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJS) sepertinya tidak cukup memuaskan masyarakat Ibu Kota. Masyarakat mulai tidak percaya, masyarakat DKI mulai tidak setuju jika Jokowi memaksakan diri untuk nyapres. "Jokowi harus fokus dulu. Terkait isu penurunan elektabiltas Jokowi sudah turun drastis, tidak seperti satu tahun yang lalu," kata Dipa.
Berdasarkan temuan LSN, secara umum survei LSN menemukan fenomena bahwa publik DKI mulai meragukan kemampuan Gubernur Jokowi dalam mencari solusi atas berbagai masalah di Ibu Kota. Optimisme publik tehadap kapasitas mantan Wali Kota Solo itu terus merosot seiring dengan sedikitnya bukti riil terhadap masyarakat DKI.
Dalam survei LSN, sejumlah tokoh internal PDI-P yang paling layak diusung sebagai berikut: Megawati diurutan pertama dengan 33.8 persen, diikuti Jokowi 24.6 persen, Puan Maharani 6.5 persen, Pramono Anung 3.9 persen, dan Ganjar Pranowo 3.8 persen.