REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Ahad (9/2) waktu setempat, mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) sehubungan dengan pelaksanaan Kerangka Kerja Sama yang ditandatangani November lalu.
''Kesepakatan tujuh pasal tersebut adalah hasil dari tiga putaran pembicaraan intensif antara perunding Iran dan IAEA di Teheran,'' sebut pernyataan yang dikeluarkan oleh AEOI.
Tujuh langkah praktis, yang harus dilaksanakan Iran pada 15 Mei 2014, menyediakan informasi yang relevan yang disepakati dan dikelola untuk akses ke tambang Saghand di Yazd, memberikan informasi yang relevan yang disepakati bersama dan mengelola akses ke pabrik konsentrasi Ardakan, serta pengajuan Desain Informasi Questionnaire (DIQ) diperbarui untuk Reaktor IR-40 Reaktor.
Perjanjian ini juga mengatur mengambil langkah-langkah untuk mencapai kesepakatan dengan Badan mengenai kesimpulan Pendekatan Perlindungan untuk Reaktor IR-40, memberikan informasi yang relevan yang disepakati bersama dan mengatur untuk kunjungan teknis ke Pusat Laser Lashkar Ab'ad.
Ini adalah seruan untuk memberikan informasi tentang bahan sumber, yang belum mencapai komposisi dan kemurnian yang cocok untuk fabrikasi bahan bakar atau untuk secara isotop diperkaya, termasuk impor bahan tersebut dan pada ekstraksi uranium dari fosfat Iran, memberikan informasi serta penjelasan untuk Badan guna menilai kebutuhan Iran atau aplikasi untuk pengembangan Exploding Bridge Wire detonator.
''Di Wina, pertemuan IAEA disambut sebagai pertemuan teknis yang konstruktif,'' menurut pernyataan yang diterima oleh KUNA.