Senin 10 Feb 2014 16:51 WIB

Gambar Peringatan Merokok Dinilai Kurang Etis

Iklan bahaya merokok yang terdapat pada bungkus rokok. (ilustrasi)
Foto: www.smoke-free.ca
Iklan bahaya merokok yang terdapat pada bungkus rokok. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Isi Siaran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) S Rahmat M Arifin mengatakan pihaknya kurang berkenan dengan gambar peringatan merokok yang lain.

"Gambar peringatan merokok yang lain, tidak etis untuk ditampilkan," ujar Rahmat di Jakarta, Senin.

Dalam Permenkes 28/2013 terdapat lima gambar peringatan yang harus ditampilkan yakni kanker mulut, kanker tenggorokan, paru-paru yang menghitam karena kanker, gambar orang merokok dengan asap membentuk tengkorak, dan gambar orang merokok dengan anak di dekatnya.

Dalam lampiran Permenkes tersebut, terdapat dua gambar peringatan yang tidak sesuai yakni gambar orang merokok dengan asap membentuk tengkorak, dan gambar orang merokok dengan anak di dekatnya.

"Dua gambar tidak sesuai, karena menampilkan bentuk rokoknya," kata dia.

Sedangkan tiga gambar peringatan lain, KPI menyatakan tidak etis karena menyeramkan jika dimasukkan dalam iklan.

Hingga saat ini, perusahaan rokok dalam iklan televisinya masih menampilkan kedua gambar yang tidak sesuai aturan tersebut.

KPI, sambung Rahmat, belum menegur karena khawatir nantinya teguran tersebut justru tidak tepat.

"Jika menyiarkan gambar peringatan yang menyeramkan tersebut justru tidak sesuai dengan etika penyiaran."

Bahkan KPI sendiri melakukan teguran kepada stasiun televisi yang menayangkan kekerasan.

"KPI tidak dilibatkan dalam pembuatan Permenkes ini," tukas dia.

Sementara itu, mantan Komisioner KPI Nina Armando mengatakan KPI dilibatkan dalam penyusunan Permenkes tersebut.

"KPI justru dilibatkan dalam penyusunan Permenkes. Saya ikut serta dalam rapat," kata Nina.

Menurut Nina, gambar peringatan merokok tidak bertentangan dengan etika penyiaran. Berbeda, jika bagian dari peristiwa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement