REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Yoichi Masuzoe (65 tahun), mantan menteri kesehatan yang didukung oleh partai penguasa di Jepang, memenangkan pemilihan gubernur Tokyo pada Ahad (9/2) kemarin.
Dia mengalahkan dua kandidat lain yang mempunyai misi mengakhiri tenaga nuklir, yaitu Morihiro Hosokawa (mantan perdana menteri Jepang) dan Kenji Utsunomiya (seorang pengacara hak asasi manusia).
Kemenangan Masuzoe dinyatakan dalam jajak pendapat di NHK TV beberapa menit setelah pemungutan suara ditutup. Ia muncul tersenyum di depan kamera dan berjanji untuk menjadikan Tokyo sebagai kota nomor satu di dunia, sementara pendukungnya berteriak 'Banzai'.
Masuzoe didukung oleh Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang ingin menghidupkan kembali 50 reaktor nuklir Jepang yang masih ditutup setelah bencana Fukushima terjadi.
Seorang Profesor Ilmu Politik Universitas Waseda, Tetsuro Kato, mengatakan Tokyo butuh listrik setelah bencana Fukushima, meski banyak juga protes pengunjung rasa anti-nuklir menentang pengangkatan Masuzoe.
"Ini bukan hanya tentang politik kota, tapi juga strategi nuklir. Bencana Fukushima memang mendorong pengurangan ketergantungan Jepang pada nuklir, namun itu perlu dilakukan secara bertahap," ujar Tetsuro, dilansir dari the Guardian, Senin (10/2).
Masuzoe juga menarik simpati pemilihnya dengan menyampaikan rasa optimisnya untuk mengeluarkan kebijakan ekonomi yang relatif sukses, seperti Abe dan memicu reli saham Jepang. Dia juga menjanjikan kesuksesan Olimpiade Tokyo pada 2020 nanti.
Gubernur Tokyo sebelumnya, Naoki Inose, mengundurkan diri akhir tahun lalu karena skandal uang. Dialah yang meluluskan Tokyo sebagai tuan rumah Olimpiade 2020.