Selasa 11 Feb 2014 09:22 WIB

Anggota Pussy Riot Seru Boikot Olimpiade Sochi

Red: Nidia Zuraya
  Personel Pussy Riot
Foto: Misha Japaridze/AP
Personel Pussy Riot

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dua anggota band punk Rusia Pussy Riot meminta Amerika Serikat untuk memboikot Olimpiade musim dingin di Sochi, Rusia. Permintaan tersebut disampaikan keduanya saat menggelar konser untuk hak asasi manusia (HAM) yang diselenggarakan di Brooklyn, New York, Rabu (5/2) lalu.

Dua anggota Pussy Riot, Nadezhda Tolokonnikova (24 tahun) dan Maria Alekhina (25), dipenjarakan pada tahun 2012 karena menggelar protes terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin di katedral Moskow, tetapi kemudian diberi amnesti pada Desember 2013 lalu. Langkah ini dinilai beberapa pihak sebagai sikap politik Putin menjelang Olimpiade Musim Dingin Sochi, yang kini sedang berlangsung.

Berbicara melalui seorang penerjemah, Anggota Pussy Riot ini meminta Amerika Serikat untuk menjadikan Putin skeptis dengan memboikot pertandingan sebagai protes atau dengan menolak untuk menghadiri kegiatan itu. Keduanya berbicara menjelang konser 'Bringing Human Rights Home' yang diselenggarakan oleh Amnesty International. Organisasi ini menghidupkan kembali konser hak asasi manusia yang pernah diselenggarakan pada kurun 1986-1998 untuk meningkatkan kesadaran misinya.

"Sebagai salah satu penyanyi kita mengatakan, musik harus menyanyikan tidak hanya tentang sinar matahari dan cinta. Kita juga harus menyanyi tentang politik, tentang orang-orang di balik jeruji besi," kata Tolokonnikova, salah satu awak Pussy Riot.