REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu menyebutkan bahwa PT Bank Tabungan Negara, Tbk (BTN) akan diakuisisi oleh salah satu bank persero lainnya. PT Bank Mandiri, Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) dianggap sebagai calon pembeli bank yang fokus pada kredit perumahan tersebut. Apakah benar?
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, hal tersebut bukanlah fakta. "Isu belum tentu benar dan salah. Kalau kita menangggapi isu, tak akan selesai karena bukan suatu fakta," ujar Maryono.
Ia mengatakan, hingga saat ini manajemen BTN belum diajak berdiskusi mengenai akuisisi, baik oleh BRI maupun Bank Mandiri. BTN saat ini tengah berkonsentrasi meningkatkan kinerja BTN menjadi lebih baik.
Maryono mengatakan, manajemen akan membawa BTN menjadi bank yang terbesar di bidang perumahan. Ia mengaku telah mengirim surat kepada regulator bahwa pihaknya ingin menjadi bank yang fokus pada perumahan. "Manajemen juga sedang konsentrasi melakukan transformasi bisnis," ujarnya.
Hal tersebut tidak bisa dilakukan dalan jangka pendek. Setidaknya BTN membutuhkan waktu bertransformasi hingga 2017. Maryono mengatakan, pihaknya akan melakukan percepatan transformasi tahun ini, baik dari segi bisnis, budaya maupun infrastruktur.
Komposisi saham BTN saat ini mayoritas dimiliki Pemerintah, yakni sebesar 60,14 persen. Sisanya, atau sebesar 39,86 persen, dimiliki oleh umum dengan komposisi 36 persen dimiliki oleh masyarakat dalam negeri dan 64 persen dimiliki oleh asing.
Maryono meminta kepada Pemerintah, terutama pemegang saham pengendalian perseroan, agar memahami peran strategis BTN sebagai pendamping Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pokok rakyat Indonesia akan rumah. "Kami mempunyai harapan yang besar bagaimana agar semua pihak mengerti posisi strategis ini dan tidak memanfaatkannya untuk kepentingan bisnis saja," ujarnya.