REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pengiriman senjata kimia ke luar Suriah kembali dilakukan. Kali ini merupakan pengiriman ketiga senjata tersebut, untuk dihancurkan.
Sebelumnya, sejumlah senjata telah dihancurkan di dalam negeri. Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) mengatakan materi senjata kimia tersebut diangkut oleh kapal kargo Norwegia disertai dengan armada dari Cina, Denmark, Norwegia, dan Rusia.
Suriah baru-baru ini telah melewatkan beberapa waktu dari jadwal yang disepakati secara internasional, untuk menghancurkan senjata kimianya. Namun, pemerintah Suriah menegaskan mereka akan memenuhi kesepakatan itu sebelum batas waktu pada akhir Juni mendatang.
Berdasarkan resolusi PBB yang didukung Rusia dan Amerika Serikat (AS), Suriah akan menyerahkan seluruh senjata kimianya. Sebanyak 1.300 ton senjata kimia itu akan dihancurkan selambat-lambatnya pertengahan 2014.
OPCW yang selama ini mengawasi operasi penghancuran mengakui beberapa waktu terakhir proses penghancuran berjalan lambat. Ini disebabkan masalah keamanan yang semakin tidak stabil di Suriah.
Pengumuman terkait pengiriman senjata kimia untuk dihancurkan itu, datang berbarengan dengan dimulainya putaran kedua perundingan damai kedua pihak bertikai di Suriah.