REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Dampak penggunaan asbestos untuk bahan bangunan rupanya telah membuat banyak orang di Australia meninggal dunia. Gejala penyakit paru-paru bisa saja baru terlihat setelah 20-30 tahun bisa berlalu setelah paparan terhadap asbestos.
Orang yang paling berisiko terkena penyakit ini adalah mereka yang terpapar asbestos saat bekerja di industri pertambangan, manufaktur, dan konstruksi. Saat ini, yang paling beresiko di Australia adalah mereka yang bekerja meruntuhkan bangunan-bangunan lama yang masih mengandung asbestos.
Menghirup serat asbestos bisa melukai dan menebalkan lapisan pleura paru-paru. Pleura yang terluka juga bisa mengeluarkan cairan ke rongga antara dua lapisan pleura. Penyakit pleura tidak berbahaya, namun bisa menyebabkan kesulitan bernafas. Sedangkan penyakit asbestosis adalah luka di paru-paru akibat paparan asbestos. Gejalanya termasuk batuk kering dan rona kebiruan di kulit, akibat kekurangan oksigen.
Kanker paru-paru lebih mungkin terjadi pada mereka yang merokok dan juga terpapar asbestos. gejalanya termasuk batuk, turunnya berat badan dan darah di air liur dan dahak. Secara umum, lebih cepat didiagnosa lebih baik. Kanker paru-paru yang masih dalam tahap awal terkadang bisa diobati dengan operasi.
Mesothelioma adalah kanker lapisan paru-paru. Sedikit paparan terhadap asbestos bisa mengakibatkan ini, tapi bukan berarti terpapar asbestos pasti berbuntut mesothelioma. Saat ini tak ada cara menyembuhkan mesothelioma.
Terkait renovasi rumah, produk dengan asbestos yang tidak diutak-atik dan utuh relatif aman, namun berbahaya bila dipotong, dibor, atau diamplas, karena melalui proses macam itu serat asbestos bisa terurai dan dihirup. Sebelum merenovasi dan meruntuhkan rumah, penting untuk mencari tahu produk-produk mana dalam rumah tersebut yang mengandung asbestos.
Artikel ini telah ditinjau oleh Dr Bruce Robinson dari Departemen Pengobatan Pernafasan di Rumah Sakit Sir Charles Gardener dan Direktor Pusat Penyakit Terkait Asbestos Nasional.