Rabu 12 Feb 2014 12:18 WIB

Ahok Akan Panggil Tenaga Ahli untuk Cek Penyebab Bus Karatan

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Mansyur Faqih
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, akan memanggil tenaga ahli untuk memastikan apakah benar bus Transjakarta yang rusak karena terkena uap laut.

Sebab, ia masih meragukan alasan Dinas Perhubungan yang mengatakan bahwa bus rusak akibat terlalu lama berada di laut saat proses pengiriman. 

"Kita harus panggil tenaga ahli untuk menilai pantas atau tidak mesin yang ada dalam kapal, tidak kena air laut tapi hanya kena hawa laut tiba-tiba karatan," kata dia di Balai Kota, Rabu (12/2). 

Selain itu, ujar Ahok, pemprov juga akan menyelediki apakah ada unsur kesengajaan dilakukan oknum tertentu dengan menyediakan barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak. Jika hal itu terbukti, pemprov akan membawa persoalan ini ke ranah hukum.

"Kalau ada tindak pidana korupsi kita akan serahkan pada yang berwajib untuk ditindak karena ada kesengajaan," ujarnya. 

Ahok menyebut, juga akan segera memanggil kepala dinas perhubungan dan tim penerima barang terkait hal tersebut. Sebab, ia curiga mereka ikut terlibat dalam kasus bus karatan ini.  

Lima unit bus Transjakarta dan 10 unit BKTB yang baru saja dioperasikan pada Januari lalu sudah mengalami kerusakan. Bus-bus itu kondisinya sudah tidak prima.

Seperti kaca spion retak, tutup speedometer kendur, oli power steering dan turbo sensor berkarat, serta tata letak kabel berantakan.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, kerusakan bus terjadi akibat terkena air laut saat dikirim dari Pelabuhan Shanghai, Cina ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Dia mengatakan, cuaca buruk membuat proses pengiriman yang seharusnya dua pekan menjadi enam pekan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement