Rabu 12 Feb 2014 18:04 WIB

Yukabad, Sosok Ibu Tawakal (2-habis)

Ilustrasi
Foto: Islamicartdb.com
Ilustrasi

Oleh: Afriza Hanifa

Yukabad terus dirundung kesedihan karena kehilangan bayi mungilnya. Tapi, Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Musa kembali ke dekapan ibunda untuk disusui.

Saat melihat adiknya dirawat istri Firaun, Miryam segera menawarkan bantuan untuk mencarikan wanita yang bisa menyusui bayi tersebut. Tentu saja, Asiyah membutuhkan wanita yang dapat menyusui anak angkatnya, Musa.

“Maukah kamu aku tunjukan ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?” tawar Miryam.

Ahlu bait yang ditawarkan Miryam tersebut bukan lain merupakan ibunya, ibunda Musa, Yukabad (Yokhebed). Asiyah pun menerima tawaran tersebut. Maka, Yokhebed pun dapat kembali memeluk putranya tercinta.

Kisah ibunda Musa tersebut dikabarkan oleh Alquran dalam surah al-Qashash ayat 3-13. Kisah ini juga tercantum dalam Bibel. Nama Yokhebed merupakan nama yang tercantum dalam Bibel. Adapun dalam Alquran, tak diketahui nama ibunda Musa.

Dari kisah tersebut, dapat dipetik banyak hikmah. Salah satunya, tawakal kepada Allah. Ibunda Musa begitu tawakal menyerahkan keselamatan putranya kepada Allah. Ia memohon pertolongan Allah dan meminta perlindungan-Nya atas putra kecilnya.

Allah banyak memerintahkan umat di dalam Alquran untuk senantiasa bertawakal kepada-Nya. “Dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi pelindung,” (QS an-Nisa: 81)

Serta dalam surah Ali-Imran ayat 159 disebutkan, “Kemudian apabila kamu telah membuat tekad maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”

Rasulullah pun terus meminta umat agar bertawakal kepada Allah. Dari Umar bin khathab, Rasulullah bersabda, “Andaikan kalian tawakal kepada Allah dengan sebenarnya, niscaya Allah akan memberi rezeki kepada kalian, seperti memberi rezeki kepada burung. Mereka pergi pagi dengan perut kosong dan pulang sore dengan perut kenyang.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad).

Adapun pengertian tawakal menurut Imam Ibnu Rajab, yakni kondisi hati yang benar-benar bergantung kepada Allah guna memperoleh maslahat dan menolak mudarat dari urusan dunia dan akhirat serta menyerahkan semua urusan kepada-Nya.

Meski demikian, tawakal bukanlah sebuah kepasrahan semata. Perlu adanya usaha sebagai pengiring tawakal. Dalam kisah, Yokhebed pun meminta Miryam untuk mengikuti peti Musa. Meski telah tawakal kepada Allah atas keselamatan Musa, ia tetap berusaha meminta putrinya mengawasi peti tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement