Rabu 12 Feb 2014 18:30 WIB

Soal KRI Usman Harun, Belum Pengaruhi Perdagangan Indonesia-Singapura

Wamendag Bayu Krisnamukti
Foto: Antara
Wamendag Bayu Krisnamukti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Hubungan antara Indonesia dengan Singapura memanas karena protes pemerintah Singapura atas penamaan kapal perang baru milik TNI AL dengan nama KRI Usman Harun. Namun hal ini belum berdampak pada perdagangan antarkedua negara.

"Apa yang terjadi saat ini belum ada dampaknya terhadap perdagangan kedua negara," kata Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (12/2).

Bayu mengatakan sesungguhnya Singapura merupakan salah satu mitra dagang Indonesia yang utama dan masuk dalam 10 besar mitra Indonesia. Singapura penting dalam konteks perdagangan dan saat ini laporan perdagangan masih normal belum ada yang sampai terganggu.

Sebelumnya pemerintah Singapura telah menyatakan keprihatinannya atas penamaan kapal angkatan laut Indonesia menyusul kedua marinir Indonesia tersebut turut ambil bagian dalam pemboman Mac Donald House di Orchard Road pada 1965 selama era konfrontasi Indonesia - Malaysia.

Konfrontasi itu sendiri terjadi setelah Presiden pertama Soekarno menuduh pembentukan Malaysia sebagai negara (dimana Singapura masih bagian dari Malaysia pada saat itu) yang didukung oleh kolonial Inggris.

Dalam upaya untuk menyusup wilayah Malaysia, Indonesia mengirimkan dua anggota angkatan lautnya yaitu Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said untuk mengebom MacDonald House di Orchard Road, Singapura yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 lainnya.

Kedua marinir tersebut tertangkap dan dieksekusi di Singapura yang kemudian dikirim ke Indonesia di mana mereka dianggap sebagai pahlawan nasional. Insiden ini kemudian mengakibatkan ketegangan antara Indonesia-Singapura selama beberapa tahun. Namun hubungan tersebut dipulihkan ketika Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew berkunjung ke Jakarta pada tahun 1973 dan menaburkan bunga di kuburan marinir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement