REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Gubernur Joko 'Jokowi' Widodo kembali merombak jajaran 'kabinet' di Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Rabu (12/2). Hari ini dia melantik 33 pejabat eselon dua. Dari jumlah tersebut, delapan di antaranya merupakan kepala dinas.
Pada Februari 2013 lalu, Jokowi juga pernah merombak pejabat di jajaran Pemprov DKI. Total, ada 20 pejabat yang dirotasi. Lalu, mengapa Jokowi kembali melakukan bongkar pasang pejabat?
"Pokoknya (rombak jabatan) sampai ketemu personel yang bisa menguasai bidangnya dan bisa melaksanakan apa yang kita rencanakan," kata Jokowi usai pelantikan di Balai Kota, Jakarta, Rabu (12/2).
Jokowi mengatakan sebetulnya seseorang baiknya ditempatkan di sebuah jabatan dalam rentang waktu tiga hingga empat tahun. Tujuannya supaya dia bisa betul-betul menguasai permasalahan.
Akan tetapi persoalannya banyak pejabat yang bekerja dengan prinsip 'asal bapak senang'. "Saya perintahkan, tidak diikuti. Tapi kerjanya hanya basa-basi atau ceremony. Itu saya tidak suka. Kerja itu yang nyata, fisiknya ada, barang kelihatan mata, itu yang ditunggu masyarakat," ujarnya.
Perombakan jabatan ini juga terbilang cepat dan tidak terduga. Sejumlah pejabat yang dilantik hari ini pun menyatakan keterkejutannya saat diberi tahu akan ada pergantian pejabat.
"Saya baru dikasih tahu tadi pagi kalau akan dilantik jadi kepala dinas perhubungan," kata Muhammad Akbar yang terlihat masih kaget.
Hal senada juga diungkapkan oleh Isnawa Adji yang baru saja dilantik menjadi Wakil Kepala Dinas Kebersihan. "Saya baru dikabari semalam pukul 21.30 WIB 'bapak besok datang pelantikan ya'. Dan saya baru tahu apa posisi saya saat pelantikan tadi," kata mantan Asisten Bidang Ekomoni Wali Kota Jakarta Barat yang baru menjabat selama tujuh bulan tersebut.