Rabu 12 Feb 2014 20:20 WIB

Rona Islam di Christmas Island (3-habis)

Muslim di Christmas Island usai melaksanakan shalat di Masjid Kampong.
Foto: Heraldsun.com.au
Muslim di Christmas Island usai melaksanakan shalat di Masjid Kampong.

Oleh: Afriza Hanifa

Sebelumnya, Muslimin Christmas Island sangat antusias menyambut para pencari suaka. Mereka bahkan membuat perayaan kecil ketika ada kapal pengangkut pencari suaka mendarat di pulau.

Namun, jumlah pencari suaka yang terus meningkat membuat Muslimin semakin lama semakin gerah. Mengingat, tak sedikit para pencari suaka yang kemudian mengganggu komunitas Muslim setempat.

“Awalnya, kami memandang mereka sebagai pencari bantuan dan kami pun ingin membantu sebagai sesama Muslim. Tapi, kemudian kapal terus datang dan orang-orang mulai berbicara hal yang berbeda,” ujar Abdul Ghafar, imam Masjid Christmas Island.

Satu-satunya masjid di Christmas Island senantiasa padat ketika hari Jumat. Meski terganggu, Muslimin setempat tak melarang para pencari suaka untuk melaksanakan shalat Jumat.

Mengingat, saat itulah para pencari suaka diizinkan keluar dari pusat penahanan imigran. Maka, pada hari itu tumpah ruahlah jamaah masjid jauh melebihi biasanya.

Masjid at-Taqwa

Terdapat satu masjid yang menjadi pusat kegiatan agama bagi Muslimin setempat. Masjid at-Taqwa, demikian nama masjid tersebut. Beberapa Muslim juga menyebutnya sebagai Masjid Kampong.

Karena Muslimin Christmas Island didominasi etnis Melayu, bentuk masjidnya pun sangat mirip dengan masjid-masjid di Indonesia. Atapnya tak berbentuk kubah, melainkan kerucut. Masjid tersebut sangat sederhana dengan ukuran yang standar.

Terdapat sebuah menara berbentu unik yang menjulang tinggi sehingga dapat dilihat dari kejauhan. Rindangnya pepohonan kelapa menghijaukan lingkungan sekitar masjid. 

Panorama laut pun dapat dilihat dari masjid. Alhasil, meski tak megah, masjid tersebut tampak sangat indah.

Tak hanya sebagai tempat ibadah, masjid itu juga menjadi tempat untuk mengkaji agama.  Bahkan, terdapat sebuah madrasah yang dibangun di halaman masjid. Di madrasah inilah anak-anak Muslim belajar agama dan pengetahuan umum.

Sistem belajar mengajarnya tergolong ketat dengan waktu belajar dimulai sejak pukul 03.30 waktu setempat.

Masjid at-Taqwa dikelola oleh Dewan Islam Federasi Australia (AFIC) di Christmas Island. AFIC dibentuk pada 1976 dengan basis awal di Melbourne. Mereka yang berperan dalam menyuarakan hak-hak kaum Muslimin, termasuk dalam politik Australia.

Lantas, kapan Masjid at-Taqwa dibangun? Tak terdapat keterangan pasti mengenai hal ini. Tapi, dalam arsip nasional Australia terdapat sebuah foto sebuah bangunan yang diidentifikasi sebagai sebuah masjid bernama Masjid Malaysia di Christmas Island.

Dalam foto yang diambil pada 1938 itu, tampak bangunan itu telah menjadi pusat aktivitas Muslimin. Hanya saja bentuknya tak sama dengan Masjid at-Taqwa saat ini.

Masjid Melayu dalam foto tersebut tampak sangat tradisional dan sangat khas Melayu. Luasnya tak seberapa dengan penanda masjid berupa bulan sabit kecil di ujung atap.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement