REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan Indonesia harus menjadikan pertanian dan pengembangan infrastruktur sebagai basis utama pembangunan.
"Pekerjaan rumah besar kita menjadikan 40-an juta petani yakin-seyakinnya bahwa usaha taninya tetap berprospek bagi kehidupan ekonomi keluarga dan berkontribusi pada perekonomian nasional sehingga lahan pertanian tak akan beralih fungsi," kata Gita Wirjawan dalam pernyataan di Jakarta, Kamis (13/2).
Gita telah mengundurkan diri dari Menteri Perdagangn karena ingin berkonsentrasi dalam bidang politik dengan mengikuti KOnvensi Capres Partai Demokrat. Pada Rabu (12/2) dia melakukan kunjungan ke Surabaya dan berdialog dengan lebih 50 pengusaha di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Dia mengatakan, jika Tuhan meridhoi dirinya memimpin Indonesia, salah satu tekad kuat yang ingin diwujudkannya ialah mereformasi Undang Undang (UU) Agraria. "Yakni UU Agraria yang semakin membikin petani kita berjaya. Baik dalam konteks memperkuat ketahanan pangan nasional, juga memainkan peran signifikan dalam percaturan perdagangan global," katanya.
Dia menyatakan, selain UU Agraria, kini mendesak diberlakukan berbagai insentif di sektor pertanian, termasuk pengembangan teknologi, bunga bank rendah dan akses pasar seluas-luasnya agar bisa mendominasi ekonomi domestik, juga lancar menembus pasar global.
Selain keberpihakan pada pertanian, Gita yang alumnus Harvard University ini ingin pemimpin Indonesia berikutnya mesti fokus pada pengembangan infrastruktur secara besar-besaran.
Mobilitas manusia Indonesia dan percepatan perpindahan atau distribusi barang serta jasa, amat dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur yang maju, modern serta efisien.
"Ini akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai bidang kehidupan, termasuk ekonomi, sehingga kita bisa bersaing secara global," ujarnya.