REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan perombakan 'kabinet' yang baru saja dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah direncanakan sejak lama. Ia mengatakan hal itu sudah dipersiapkan sebelum Jakarta dilanda banjir.
"Sudah lama diamati sama pak gubernur. Beliau kan sudah bilang, kalau tidak bisa mengikuti derap langkahnya ya Anda ketinggalan kereta," kata pria yang akrab disapa Ahok tersebut, Kamis (13/2).
Dia mengatakan, pertimbangan Pemprov mencopot kepala dinas bukan hanya didasarkan oleh satu kasus saja, tetapi banyak hal. Misalnya, apakah dia mengerjakan intruksi yang diberikan oleh gubernur atau tidak. Gubernur, kata Ahok, karena sering berada di lapangan, maka ia tahu pejabat mana saja yang tidak mengerjakan perintahnya.
Sementara, mengenai posisi sekertaris daerah (sekda) yang hampir satu tahun kosong, Ahok mengatakan bahwa gubernur telah mengantongi satu nama yang akan segera diajukan ke Kementerian Dalam Negeri. Dia mengatakan, nama tersebut sudah mengikuti fit and proper test.
Mantan anggota DPR RI itu mengatakan, meski posisi sekda telah kosong sejak lama, namun hal itu tidak mengganggu jalannya pemerintahan. Ahok juga mengatakan, Pemprov tidak mau terburu-buru memilih sekda. Sebab, jika terburu-buru, ia juga khawatir orang yang terpilih menempati posisi strategis tersebut justru orang yang salah.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pernah mengungkap inisial tiga nama calon sekda, yakni S, A, dan W. Tiga inisial tersebut diduga Saefullah yang saat ini menjabat wali kota jakarta pusat, Arie Budhiman yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, dan Bambang Sugiyono yang saat ini menjabat sebagai Asisten Kesejahteraan Masyarakat DKI Jakarta. Ketiganya memang kandidat sekda.