Kamis 13 Feb 2014 18:45 WIB

Gawat! 10 Tahun Lagi Robot Gantikan Tenaga Kerja Manusia

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
 Pengunjung memperhatikan mainan robot yang dipamerkan di sebuah mal di Jakarta, Rabu (8/1). (Republika/Agung Supriyanto)
Pengunjung memperhatikan mainan robot yang dipamerkan di sebuah mal di Jakarta, Rabu (8/1). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI-- Intelijen artifisial dan robot diperkirakan akan menggantikan tenaga kerja manusia dalam 10 tahun ke depan. Robot akan memasuki berbagai aspak kehidupan keseharian manusia di masa mendatang.

Hal ini diungkapkan seorang ahli dalam Konferensi Tingkat Tinggi Pemerintah di Uni Emirat Arab, Selasa (11/2). Pendiri Universitas Singularity dan pendiri X-Prize, Peter Diamandis, mengatakan dunia akan lebih cepat mengalami perubahan.

"Dunia tak lagi berubah setiap 100 tahun," kata Diamandis seperti dilansir Alarabiya, Rabu (12/2).

Ahli mengatakan, teknologi terus menerus mengalami perkembangan. Penelitian bahkan memperkirakan 40 persen dari 500 perusahaan yang ada di dunia tak akan ada lagi dalam 10 tahun mendatang.

Diamandis menambahkan, robot akan memasuki setiap aspek kehidupan manusia nantinya dan tak perlu menunggu hingga 45-50 tahun lagi untuk menyaksikan hal tersebut. Ia mencontohkan komputer Osborne yang banyak digunakan akuntan pada tahun 1982.

Selang 25 tahun kemudian, pada 2007, komputer jenis itu sudah digantikan dengan smartphone. "Jadi dalam 25 tahun, anda bisa bayangkan perubahan terkait internet akan ada di mana-mana," kata Diamandis.

Diamandis memprediksikan, pekerja artifisial cerdas akan bertanggung jawab mengambil alih pekerjaan manusia dalam waktu dekat. Menurutnya mereka akan dapat melakukan sebagian besar hal-hal yang manusia lakukan. Mereka bahkan dapat berpikir lebih baik daripada manusia.

"Mereka dapat menerjemahkan dan memahami 85 bahasa dan dapat membaca dan menulis, ia bisa mengambil alih 50 persen pekerjaan manusia dalam 10 tahun mendatang," ujarnya.

Ahli itu juga mengatakan, robot akan mengambil alih 50 persen pekerjaan di sektor jasa. Mereka akan bersaing dengan sumber tenaga kerja impor, karena biaya tenaga kerja akan turun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement