REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Uskup Agung Republik Afrika Tengah, Kamis mengutuk pembantaian terhadap warga sipil Muslim yang dilakukan oleh kelompok-kelompok milisi Kristen di negaranya. Dia mengatakan bahwa kekerasan itu tidak koheren dengan iman mereka.
"Anda tidak bisa mengatakan Anda adalah orang Kristen dan membunuh, membakar, dan menghancurkan saudara-saudaramu," kata Uskup Agung Bangui, Dieudonne Nzapalainga, kepada Radio Vatikan dikutip dari Ahram Online.
Dia mengatakan para anggota milisi anti-Balaka "tidak boleh meyakini bahwa mereka sedang koheren dengan iman mereka " dan mendefinisikan serangan mereka sebagai "perebutan kekuasaan".
"Para imam, pastor dan saya sendiri, kami berbicara dengan bahasa yang sama.. Kami meminta mereka yang menggunakan, yang memanipulasi orang-orang muda, bertanggung jawab pada tingkat nasional dan tingkat internasional," kata pemuka Katolik itu.
Amnesty International pada Rabu mengecam 'pembersihan etnis' di negeri ini. Lembaga ini mengatakan telah mendokumentasikan sedikitnya 200 pembunuhan warga sipil Muslim oleh kelompok-kelompok milisi Kristen yang berdiri pasca kudeta Maret 2013 yang dimotori oleh kelompok masyarakat Seleka, yang kebanyakan beragama Islam.