Jumat 14 Feb 2014 09:25 WIB

Gunung Kelud Meletus, Tiga Bandara Ditutup

Rep: Muhammad Ibrahim Hamdani/ Red: Damanhuri Zuhri
Gunung Kelud
Foto: AP
Gunung Kelud

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pascameletusnya Gunung Kelud, tiga bandar udara (bandara) ditutup akibat terganggunya jarak pandang dan bandara yang diselimuti abu vulkanik.

Ketiga bandara yang ditutup akibat hujan abu Gung Kelud itu, yakni: Bandara Juanda, Surabaya; Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta; dan Bandara Adi Sumarmo, Surakarta. 

Informasi ini disampaikan Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) dan Hubungan Masyarakat (Humas) BNPB, sutopo Purwo Nugroho, kepada Republika pada Jum'at pagi (14/2).

Sementara proses evakuasi masih dilakukan hingga saat ini. "Jumlah daerah terdampak Gunung Kelud pada radius 10 km meliputi 35 Desa, 9 Kecamatan, dan 3 Kabupaten (Blitar, Kediri, Malang)," tutur Sutopo.

Adapun Jumlah penduduk terpapar erupsi Gunung Kelud, lanjut Sutopo, berjumlah 201.228 jiwa atau 58.341 Kepala Keluarga (KK). Rinciannya yaitu: Blitar: 96.843 jiwa atau 28.003 KK, Kediri: 58.842 jiwa atau 17.134 KK dan Malang: 45.543 jiwa atau 13.204 KK

Sedangkan masyarakat di radius 15 km dari Gunung Kelud, jelas Sutopo, banyak juga yang turut kerja bakti membersihkan pasir dan abu di jalanan, meskipun hujan abu masih berlangsung.

Pembersihan itu, tambah Sutopo, dilakukan secara swadaya agar tidak ada kecelakaan lalu lintas, karena tebal abu pasir sekitar 3 - 5 cm.

Berbagai instansi pemerintah, tutur Sutopo, masih melakukan penanganan darurat untuk evakuasi pengungsi. Instansi-instansi itu, antara lain: BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (Polri) dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD).

Instansi-instansi pemerintah itu, terang Sutopo, juga dibantu oleh para relawan dan masyarakat dalam melakukan penanganan darurat. Sedangkan hujan abu telah menyebar di beberapa wilayah, antara lain Kediri, Malang, Blitar, Surabaya, Ponorogo, Pacitan, Solo, Yogya, Boyolali, Magelang, Purworejo dan Temanggung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement