REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli Gunung Api Surono yang akrab disapa Mbah Rono mengatakan, terdapat perbedaan karakter letusan Gunung Sinabung, Gunung Kelud, dan Gunung Merapi.
Kalau Gunung Sinabung, ujar Mbah Rono, didominasi letusan efusif, membuat kubah lava, lalu gugur dengan diikuti meluncurnya awan panas. Kalau Gunung Kelud letusannya dari dulu eksplosif atau meledak kecuali pada 2007.
"Kelud itu eksplosif, meledak dalam waktu singkat hanya satu atau dua hari, tapi sangat besar. Material yang dikeluarkan Kelud sama dengan jumlah material Gunung Merapi pada 2010, yakni 100 juta lebih meter kubik," kata Mbah Rono, Jumat, (14/2).
Berbeda dengan Gunung Sinabung yang materialnya hanya sedikit padahal sudah aktif erupsi dari September hingga Febuari. "Namun jumlah material yang dikeluarkan belum mencapai 10 juta meter kubik itu, kecil banget letusannya dibandingkan Gunung Kelud," ujar Mbah Rono.
Pada 2007, terang Mbah Rono, Gunung Kelud membangun kubah lava berupa onggokan batu di tengah kawah, Tadi malam kubah itu meletus pada pukul 22.50 dengan ketinggian hingga 17 km tingginya. "Mudah-mudahan Kelud kembali seperti dulu ledakannya besar tapi hanya sebentar saja,"terangnya.
Kalau letusan Gunung Merapi itu, ujar Mbah Rono, beda lagi. Letusannya besar dan lama. Jumlah material yang dikeluarkan oleh Gunung Merapi itu sama besarnya yang dikeluarkan oleh Gunung Kelud.
Mbah Rono sebelumnya adalah mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana. Saat ini Surono ditugaskan oleh Presiden SBY untuk menjadi Kepala Badan Geologi ESDM karena ketekunannya memantau berbagai Gunung Api di Indonesia.