REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI- Insinyur China mengajukan cetak biru kepada pemerintah pada April untuk pembangunan terowongan bawah laut terpanjang di dunia dan setelah disetujui, pekerjaan dimulai pada awal 2015 atau 2016, kata surat kabar 'China Daily' pada Jumat.

Terowongan itu, dengan panjang mencapai 123 kilometer, dua kali lebih panjang daripada terowongan terpanjang saat ini, yang menghubungkan Pulau Honshu dengan Hokkaido di Jepang. Pekerjaan itu akan selesai pada 2026, kata koran itu mengutip pernyataan insinyur pada proyek tersebut.

Terowongan itu akan dimulai dari kota pelabuhan Dalian di timur laut Provinsi Liaoning ke kota Yantai di bagian timur Shandong, yang akan memotong waktu tempuh melalui rute tradisional selama 40 menit. Saat ini, jarak perjalanan antara kota-kota itu adalah 1.400 kilometer apabila mengenakan mobil atau delapan jam apabila mengenakan kapal feri, kata China Daily.

China pada 1994 mengumumkan rencana membangun terowongan itu, dengan biaya 10 miliar dolar, yang dijadwalkan selesai sebelum tahun 2010. Tapi 20 tahun kemudian, proyek tersebut tetap macet dalam tahap perencanaan. Proyek ini telah diusulkan pada sidang tahunan parlemen China setiap tahun sejak 2009, kata surat kabar itu.

Wang Mengshu, pakar terowongan dan rel di Akademi Tehnik China, mengatakan perkiraan biaya untuk pembangunan terowongan itu adalah sekitar 220 miliar yuan (36,3 miliar dolar), kata China Daily. Pekerjaan untuk membuat laporan kelayakan membutuhkan waktu dua atau tiga tahun, kata Wang.

Pada Juli, surat kabar kelolaan negara, dengan mengutip Wang, memperkirakan biaya pembangunan terowongan itu adalah 260 miliar yuan. Terowongan bawah laut terpanjang, yaitu 54 km - Seikan Terowongan Jepang, mulai beroperasi pada tahun 1988 setelah pembangunan selama lebih dari dua dasawarsa. Sementara itu terowongan "The Channel" yang menghubungkan Inggris dan Prancis memiliki panjang 51 kilometer.

Ikuti Whatsapp Channel Republika