REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Tujuh bandar udara (bandara) telah ditutup pada Jum'at (14/2) pascameletusnya Gunung Kelud. Abu vulkanik hasil erupsi Gunung Kelud telah memperpendek jarak pandang dan menutupi landasan pacu bandara sehingga tidak memungkinkan adanya penerbangan.
Tujuh bandara yang ditutup itu, yakni: Bandara Juanda, Surabaya; Abdulrahman Saleh, Malang; Adi Sucipto, Yogyakarta; Adi Sumarmo, Solo; Ahmad Yani, Semarang; dan Husein Sastranegara, Bandung; serta Tunggul Wulung, Cilacap.
Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) dan Hubungan Masyarakat (Humas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, pada Jum'at petang (14/2), kepada Republika melalui Black Berry Messenger (BBM).
"Erupsi Gunung Kelud telah memuntahkan volume material sebesar 80 juta meter kubik abu dan pasir. Hingga saat ini, di Gunung Kelud, masih masih terjadi hembusan larva dan gempa tremor terus-menerus," kata Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) dan Hubungan Masyarakat (Humas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Jum'at petang (14/2),
Menurutnya, status Gunung Kelud masih 'Awas' (level IV), jadi radius 10 km dari puncak gunung harus disterilkan dan tidak boleh ada aktivitas warga.