REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Pada 2011, Luis Suarez harus melakoni sanksi larangan bertanding selama delapan laga di kancah kompetisi domestik Inggris. Penyerang andalan Liverpool itu dianggap melontarkan ejekan bernada rasisme kepada bek sayap Manchester United, Patrice Evra.
Suarez membantah semua tuduhan tindakan rasialisme itu. Menurut penyerang asal Uruguay tersebut, hukuman sanksi delapan laga itu tidak berdasar. Karena tuduhan Evra tidak memiliki bukti yang nyata.
"Kasus yang melibatkan Evra adalah sebuah kesalahan dan kebohongan. Saya dituduh tanpa ada bukti yang kuat. Kasus itu benar-benar membuat saya sedih," kata top skorer sementara Liga Primer Inggris itu seperti dikutip The Guardian, Jumat (14/2).
Namun, striker berusia 27 tahun itu mengaku menyesal terkait ulahnya menggigit lengan bek Chelsea, Branislav Ivanovic, pada akhir musim lalu. Akibat ulahnya ini, Suarez sempat menjalani sanksi larangan berlaga dalam 10 partai Liga Primer. Juga saat ia kedapatan menggigit pemain lawan saat masih memperkuat Ajax Amsterdam.
"Dua kasus itu adalah kesalahan terbesar saya sebagai pesepak bola. Saya sudah menyesali perbuatan itu. Kini, saya lebih berhati-hati dalam bertindak," lanjut Suarez.
Terkait pemberitaan media Inggris yang kerap menyudutkannya, Suarez mengaku akan berusaha memberikan sisi positif sebagai pesepak bola. Harapan Suarez, media Inggris tidak akan terlalu berlebihan memberitakan soal dirinya.
Tidak hanya itu, Suarez juga berharap masyarakat Inggris menilainya dari penampilan di lapangan. Bukan sensasi yang dibuat oleh sejumlah media Inggris. "Saya ingin dikenal sebagai pesepak bola profesional," ujar striker yang telah mencetak 23 gol di arena Liga Primer Inggris itu.