Sabtu 15 Feb 2014 04:20 WIB

'Gurun Sahara' Ada di Yogyakarta Lho, Nggak Percaya?

Rep: M Ibrahim Hamdani/ Red: Bilal Ramadhan
 Sejumlah kendaraan melintas ketika hujan abu vulkanik di Perempatan Tugu, Yogyakarta, Jumat (14/2).     (Antara/Noveradika)
Sejumlah kendaraan melintas ketika hujan abu vulkanik di Perempatan Tugu, Yogyakarta, Jumat (14/2). (Antara/Noveradika)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA-- Usai meletusnya Gunung Kelud pada Kamis (13/2) malam, memuntahkan abu yang menutupi berbagai kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta hingga di Jawa Barat.

Abu-abu ini juga yang membuat Yogyakarta menjadi layaknya 'Gurun Sahara' bagi para pengendara kendaraan bermotor. Pasalnya, debu-debu berterbangan dan jarak pandang juga terbatas, hanya satu meter saja.

Informasi ini diungkapkan oleh salah seorang warga kota Yogyakarta, Reza Safrianto (26 tahun), saat dihubungi melalui pesan Black Berry (BBM) pada Jum'at malam (14/2). Ia bekerja di Bank Mandiri cabang Yogyakata, tepatnya di bagian kredit.

"Usai Gunung Kelud meletus, Yogyakarta benar-benar seperti Gurun sahara. Pasalnya, kalau kita berkendara, debu-debu akan berterbangan semua. Jarak pandang pun hanya 1 meter tadi pagi," tutur Reza dengan nada serius.

Menurut Reza, abu vulkanik tadi pagi cukup pekat, sehingga sekolah pun diliburkan. Beberapa kantor juga masih beraktivitas, hanya saja karyawan diizinkan untuk datang tidak tepat waktu.

Saat ini, lanjut Reza, abu vulkanik sudah mulai normal karena jalan-jalan raya telah dibersihkan oleh aparat keamanan. Namun, tutur Reza, ekonomi kota jadi lumpuh karena banyak toko-toko yang tutup. Tempat-tempat makan juga ada yang tutup

"Situasi di Yogyakarta mulai membaik setelah sholat Jumat. Abu vulkanik Gunung Kelud, yang lebih banyak dari letusan gunung Merapi dulu, tidak lagi mengguyur Yogyakarta," pungkas Reza Safrianto.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement